Wisuda ke-128 UIN Jakarta telah berlangsung pada 27-28 Mei 2023. Beberapa mahasiswa UIN Jakarta menceritakan perjuangannya dalam meraih gelar sarjana.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melaksanakan Wisuda ke-128 pada 27–28 Mei 2023. Sidang senat terbuka ini berlangsung di Gedung Auditorium Harun Nasution. Wisuda kali ini meluluskan mahasiswa sejumlah 1.256 dari berbagai jenjang studi: sarjana, magister dan doktoral.
Wisuda merupakan momen sakral bagi setiap mahasiswa. Setiap pelaksanaan wisuda selalu ada mahasiswa terbaik di setiap fakultas. Banyak hal yang harus diperjuangkan dalam meraih gelar sarjana.
Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Dirasat Islamiah, Irham Aminullah menceritakan pengalamannya selama dua belas semester. Ia mengatakan, hal tersebut dikarenakan ia kuliah di dua Universitas yaitu UIN Jakarta dan Universitas Darus-Sunnah Institut Internasional Prodi Hadist. “Namun saya lebih memilih Darus-Sunnah untuk lulus lebih awal,” ujarnya, Sabtu (27/5).
Lanjut, Irham menambahkan, ia bisa menyelesaikan skripsi di UIN Jakarta, karena ia menyelesaikan delapan semester di Darus-Sunnah terlebih dahulu. Ia juga mengamalkan ilmunya dengan mengajar sekolah saat menyusun skripsi. “Hingga akhirnya saya baru lulus selama dua belas semester di UIN Jakarta,” tambahnya, Sabtu (27/5).
Selain Irham, Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Subandi, menjelaskan bagaimana perjuangannya agar dapat lulus tepat waktu hanya delapan semester. Ia menjadi mahasiswa aktif dalam kelas, serta aktif organisasi kampus.
Di antaranya Himpunan Mahasiswa Persatuan (HMPS), RDK (Radio Dakwah Kampus) FM , Forum Mahasiswa Bidikmisi (Formabi), Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Tambahnya, hal ini dapat mengasah dan menambah kemampuannya di luar kampus. “Sekiranya tidak saya dapatkan di kelas maka saya memperluas jaringan pertemanan,” ucapnya, Minggu (28/5).
Nurhayati Aulia, lulusan terbaik Fakultas Syari’ah Hukum (FSH) dari Prodi Hukum Keluarga mengatakan, sebelumnya ia pernah didiskualifikasi di Prodi Sastra Inggris karena Penilaian Data Sekolah dan Siswa (PDSS) tidak sesuai dengan persyaratan lulus UIN Jakarta. Hingga akhirnya ia diterima dalam Prodi Hukum Keluarga melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN).
Lanjut, Nurhayati mengatakan, saat terpilih sebagai wisudawan terbaik dari Fakultas Hukum Keluarga, tentu butuh perjuangan. Setiap semester ia terus berusaha agar mendapatkan target Indeks Penilaian Kumulatif (IPK) terbaik. “Pada semester satu IPK saya 3,81 dan setiap semester alhamdulillah terus meningkat,” ujarnya, Minggu (28/5).
Nurhayati berpesan kepada mahasiswa UIN Jakarta. Agar banyak-banyak membaca. Selain itu, kata Nurhayati, secepatnya berlatih membuat blog untuk penulisan artikel, kemudian mencari celah dari penelitian, agar dapat memudahkan dalam menyusun skripsi. “Jangan mengerjakan tugas mepet, karena hasilnya tidak akan maksimal,” pungkasnya, Minggu (28/5).
Reporter: FH, PA
Editor: Muhammad Naufal Waliyyuddin