Bisnis Seks Berkedok Lowongan Kerja

Read Time:3 Minute, 14 Second
Bagi sebagian besar masyarakat dunia, Amerika Serikat adalah salah satu negara yang dianggap menjanjikan kemapanan finansial. Namun siapa sangka, janji kemapanan finansial si negara adidaya acapkali dimanfaatkan sejumlah oknum sebagai kedok untuk menjebak korbannya agar masuk dalam bisnis seks komersial di negara itu. 
Berikut petikan wawancara reporter LPM INSTITUT, Adea Fitriana dengan survivor perdagangan manusia di Amerika, Shandra Woworuntu. Wanita kelahiran Indonesia yang menetap di negeri Paman Sam itu kini menjadi aktivis sejumlah kelompok advokasi anti perdagangan manusia. Selain itu, ia juga menjadi pelobi legislatif di Washington DC, salah satu pencetus “Voices of Hope“, pencetus Shandra Woworuntu Foundation, dan  fan page “Stop Human Trafficking in Indonesia”. 
Bagaimana awal mula Anda terjebak pada bisnis seks komersial berkedok lowongan kerja di amerika ini? 
Awalnya, saya adalah analis keuangan di salah satu bank swasta internasional di tanah air. Namun krisis ekonomi dan prahara politik 1998 membuat saya kehilangan pekerjaan di usia 25 tahun. Situasi kala itu membuat saya memutuskan mengembangkan karir ke luar negeri. 
Akhirnya, saya menjajal kesempatan kerja di industri perhotelan Chicago, sebuah lowongan pekerjaan di Amerika yang ditawarkan oleh salah satu surat kabar lokal.  Saya diterima bekerja dan dengan modal 30 juta rupiah untuk mengurus surat-surat keberangkatan, saya berangkat ke negeri impian banyak orang itu. 
Bagaimana Anda tahu lowongan pekerjaan itu hanya kedok sindikat bisnis seks komersial di Amerika? 
Sesampainya di Bandara John F. Kennedy, New York City, jauh di luar dugaan saya seorang agen pekerjaan itu justru membawa saya ke rumah pelacuran, merampas paspor dan tanda pengenal saya.
Saya dipaksa melayani hasrat seksual pria hidung belang 24 jam sehari di beberapa rumah pelacuran di New York City dan sekitarnya. Sejak itu, saya sadar terjebak dalam pusaran bisnis seks komersial berkedok lowongan pekerjaan.
Bagaimana Anda dapat bebas? 
Setelah mencoba berbagai cara, saya berhasil melarikan diri dengan melompat dari jendela kamar mandi di Brooklyn. Setelah itu, berhari-hari saya berjuang tanpa uang dan tempat tinggal di New York. Beruntung saya bertemu pensiunan angkatan laut Amerika yang mempertemukan saya dengan lembaga bantuan korban Safe Horizon di New York. 
Perjuangan belum berhenti. Bertekad menyelamatkan dua teman asal Indonesia, saya melaporkan kasus ini pada kepolisian setempat dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York. Namun, mereka tidak percaya lantaran saya tidak memiliki kartu identitas apapun. 
Hingga akhirnya, berbekal kesaksian dan buku harian saya yang berisikan pengalaman selama penyekapan, Federal Bureau of Investigation (FBI) bergerak dan melacak sindikat tersebut. Tiga kepala sindikat ditangkap serta perempuan-perempuan yang menjadi korban sindikat tersebut dibebaskan. 
Apa jenis pekerjaan yang biasa ditawarkan sebagai kedok bisnis seks komersial? Pekerjaan yang ditawarkan biasanya menjadi pengasuh bayi dan anak, perawat, pekerjaan di industri perhotelan, restoran, pabrik, pertanian, panti jompo dan kontraktor. Kadang, sindikat itu menawarkan pekerjaan sebagai model, bintang film hingga pernikahan dengan orang asing. Pelatihan dan pendidikan di luar negeri pun kerap dijadikan kedok sindikat tersebut. 
Menurut Anda, sudahkah hukum di Indonesia melindungi warganya dari jeratan sindikat perdagangan manusia ini? 
Saya yakin Indonesia sedang memerangi perdagangan manusia, menuntut hukuman bagi si ‘penjual’ dan perlindungan hukum bagi korban. Bagi saya dalam kasus perdagangan manusia ini, hukum harus jeli mengidentifikasi ‘penjual’ sebagai seorang kriminalis dan korban tetap sebagai korban, sehingga dalam hal ini status korban tidak dikriminalisasi. 
Terpenting hukum harus tidak mendiskriminasi gender. Pada kasus perdagangan manusia perempuan, anak-anak dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk dilindungi haknya. Kesetaraan gender harus dijadikan landasan untuk membuat semua warga negara sama di hadapan hukum.
Apa saran Anda untuk menghindari lowongan pekerjaan ke luar negeri berkedok bisnis seks komersial?
Bila ditawarkan bekerja ke luar negeri, Anda harus mengecek legalitas agensi tenaga kerja. Lalu, pastikan agensi memberikan surat pengantar untuk mendapatkan visa kerja. Jangan lupa, pelajari kondisi negara tujuan dan miliki informasi mengenai kedutaan Indonesia serta kepolisian setempat. Buatlah salinan paspor, visa dan tanda pengenal. Simpan salinan dokumen dan jangan biarkan orang lain merampas tanda pengenal Anda.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post UFF 2014: Tak Sekadar Pamer Fashion
Next post Perlu Kritis Tanggapi Isu Akun Anonim