Cegah Bahaya Kanker Payudara

Read Time:3 Minute, 10 Second


Berdasarkan data World Health Organization (WHO), kanker payudara merupakan penyebab kematian utama pada wanita akibat kanker. Sedangkan, di Indonesia kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit. Karena itu, pencegahan dan deteksi dini kanker payudara penting diketahui. Berikut petikan wawancara Reporter INSTITUT, Erika Hidayanti dengan Ketua Klinik Deteksi Dini Kanker, Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Rebecca N. Angka, Senin (30/6).

Bagaimana tanda awal kanker payudara?
Biasanya, awal terjadinya kanker ditandai dengan adanya benjolan minimal sebesar kelereng di payudara. Pada dasarnya, payudara yang normal itu tidak memiliki benjolan sama sekali. Jadi, jika ada benjolan aneh pada payudara harus segera dicurigai. Meski sebenarnya tidak semua benjolan berarti kanker.
Selain itu, cairan tidak normal yang keluar dari puting dan retraksi puting juga merupakan salah satu tanda awalnya. Retraksi puting artinya masuknya puting semakin ke dalam padahal keadaan awal puting itu normal.

Lantas apa bedanya antara kanker dan tumor?
Semua benjolan yang tidak normal pada tubuh itu disebut tumor. Tumor ganas yang kemudian disebut sebagai kanker. 80% benjolan sebenarnya merupakan tumor jinak. Namun, sulit untuk menentukan itu tumor jinak atau ganas. Biasanya tumor ganas atau kanker itu benjolannya lebih keras dan tidak bergoyang-goyang. Kalau yang jinak itu bulat seperti kelereng dan bisa digoyangkan.

Selanjutnya apa penyebab kanker payudara yang sebenarnya?
Sampai saat ini penyebab pasti kanker masih belum diketahui. Namun, ada yang disebut sebagai faktor risiko untuk terjadinya kanker. Untuk kanker payudara terdapat 5-15% faktor keturunan. Sedangkan faktor lainnya adalah tidak pernah melahirkan dan menyusui anak, mendapat haid pertama kurang dari umur 10 tahun, menopause setelah umur 50 tahun, melahirkan anak sesudah umur 35 tahun, serta pola hidup tidak sehat.

Belum ada penelitian yang menunjukkan faktor mana yang paling dominan menyebabkan kanker payudara. Pada setiap kasus selalu ditemukan faktor risiko yang beragam. Bahkan ada yang sepertinya jauh dari faktor-faktor risiko tersebut tapi masih juga terkena kanker payudara.

Lalu, bagaimana pendapat anda mengenai mitos-mitos penyebab kanker payudara seperti pulang malam dan mamografi?
Sejauh ini itu semua memang hanya mitos saja. Untuk wanita yang sering pulang malam tidak ada hubungan secara langsung dengan terjadinya kanker payudara. Tapi mungkin bisa saja saat ia terlalu sering pulang malam menjadi stres dan hidup tidak teratur sehingga mencetuskan terjadinya kanker payudara.

Sama halnya dengan mitos pulang malam, pemeriksaan kanker payudara dengan mamografi pun sebenarnya bukan faktor pencetus kanker payudara. Mamografi ini merupakan cara pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen agar dapat melihat keadaan di dalam payudara. Namun, memang tidak boleh dilakukan terlalu sering misalnya sebulan sekali, karena radiasi sinar rontgen terus menerus tidak akan baik untuk tubuh.

Kemudian, cara apa yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kanker payudara?
Untuk faktor keturunan yang pasti tidak dapat kita hindari. Begitu juga dengan faktor hormonal seperti menstruasi yang terlalu dini atau menopause terlalu tua. Namun, yang bisa kita hindari adalah dengan menerapkan pola hidup sehat.

Pola makan yang baik dalam mencegah kanker adalah dengan makan tiga porsi sayuran dalam satu hari. Artinya dalam sehari harus menkonsumsi sepiring penuh sayuran. Kurangi juga konsumsi makanan yang diawetkan dan dibakar. Selain itu, perbanyak makan buah meski sebenarnya fungsi buah tidak akan bisa menggantikan fungsi sayuran.

Selain itu, bagaimana cara untuk deteksi dini kanker payudara sendiri?
Cara yang paling mudah adalah dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI)yaitu meraba payudara sendiri untuk memastikan ada tidaknya benjolan pada payudara. SADARI sebenarnya harus dilakukan oleh semua wanita terutama untuk yang sudah berumur 20 tahun ke atas. Disarankan untuk melakukan SADARI ini setiap habis mandi.

SADARI dilakukan paling tepat sesaat setelah menstruasi. Karena jika dilakukan saat menstruasi payudara wanita cenderung membengkak bahakan akan langsung terasa nyeri ketika disentuh. Saat menstruasi juga biasanya ditemukan banyak benjolan di daerah payudara.

Selain itu, SADARI juga lebih baik dilakukan dengan cara berbaring dan meletakan bantal di bawah punggung sebelah kanan. Lalu mengangkat tangan sebelah kanan dan mulai meraba secara keseluruhan bagian payudara.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Upah Minim Pegawai UIN Parking
Next post Dukungan BEM UIN Jakarta Kepada Prabowo-Hatta Sebuah Pembohongan Publik