Tren Website Mahasiswa

Read Time:2 Minute, 54 Second



Perkembangan internet makin pesat. Pembuatan website kian melesat.

Seiring pesatnya perkembangan internet, website pun tengah mendapat tempat di hati masyarakat, tak terkecuali mahasiswa. Kebanyakan dari mereka menggunakan website sebagai ladang bisnis. Kabarnya, aktivitas baru ini dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Keuntungan yang didapat pun berlipat ganda dari modal yang dikeluarkan.

Keuntungan website tengah dirasakan Aulia Azhari. Sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) ia telah memanfaatkan website untuk memasarkan dagangannya. Mulai dari jualan Alquran, hijab, mukena hingga pakaian muslimah.

Menurut mahasiswi Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) ini, adanya website sangat bermanfaat. Selain bisa mencapai keuntungan hingga Rp2 juta perbulan, sistem kerja yang mudah dan tanpa menganggu jadwal kuliah juga turut menjadi alasan membuat website. “Cukup dengan mempromosikan blog pribadi lewat whatsapp, line, instragram, dan bbm,” ujar perempuan yang akrab disapa Aul ini, Senin (4/4).

Meski memperoleh keuntungan hingga jutaan rupiah tiap bulannya, Aul memiliki kendala dalam mengelola website pribadinya. Pasalnya, di Baliratihgarut.com -website milik Aul, pelanggan belum bisa belanja dengan cepat dan mudah layaknya website online ternama seperti Lazada.co.id, Bukalapak.com, dan Blibli.com.

Tak beda dengan Aul, Rahmat Sasongko mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, FST juga mengungkapkan, lewat Beligambar.com ia bisa meraup keuntungan hingga Rp4 juta perbulan dengan pengunjung berkisar 400 sampai 800 tiap harinya. Selain itu, dengan adanya website itu, Rahmat bisa menggambarkan produk secara detail agar pelanggan bisa memilih barang yang diinginkan.

Meski mengaku banyak mendapatkan manfaaat dari website, kendala kerap ia hadapi, misalnya hacker website. Ia tetap menjalankan aktivitasnya sebagai pencipta karya seni digital baik berupa karikatur, vector, siluet, line art, maupun smudge painting.

Sayangnya, nasib mujur tak dirasakan mahasiswa Jurusan Tafsir Hadis (TH) Fakultas Ushuluddin (FU), Hari Maringo, pendiri website Pakarteknologi.blogspot.com. Website yang berdiri pada 2015 silam, awalnya dibuat sebagai ladang bisnis. Tapi selama setahun, keuntungannya hanya mencapai Rp91 ribu. ”Penyebab kerugian itu karena tampilan website itu sudah lama tak diperbarui,” ujarnya, Selasa (5/4).

Padahal berbagai upaya telah ia lakukan. Salah satunya dengan mengisi rublik-rublik menarik seperti operasi sistem, permainan, dan memasukkan 35 judul film dengan genre yang berbeda. Ke depan ia berharap agar  website ini ada yang beli dengan harga tinggi dan diterima oleh google ads.
Lain lagi dengan Mahasiswabicara.com. Website yang berdiri pada September 2015 ini  sejak awal berdiri berkeinginan untuk membangkitkan kembali gairah budaya membaca dan menulis mahasiswa. ”Ketika telah menulis berarti manusia telah mengabdi,” ujar Pemimpin Redaksi Mahasiswa Bicara (MB), Selamet Widodo, Selasa (5/4).

Mahasiswa Jurusan TH, FU ini mengatakan, saat ini MB  sudah memiliki 400 kontributor dari seluruh Indonesia. Setiap hari MB menerima hingga sepuluh tulisan, tapi MB hanya memposting satu tulisan tiap harinya.

Kendati demikian, stigma juga dialami website yang didirikan oleh Rizki Jong ini. Beberapa orang menganggap MB menerima dana dari pihak asing yang punya kepentingan. Untung ia dan  kru dapat menyikapi permasalahan itu dengan bijak. Tak pernah sekalipun berkeinginan membalas tudingan tersebut. “Kami tak pernah menerima gaji sepersen pun. Media ini lahir sebagaimana diamanatkan UU No.40 Tahun 1999 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelas Widodo.

Menanggapi maraknya mahasiswa yang mempunyai website, Dosen Sistem Imformasi (SI), FST, Asep Taufik Muharram mengapresiasi langkah tersebut. Ia menjelaskan terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan website. Pertama, standarisasi dalam pembuatan website, konten harus sesuai dengan tema. Terutama, website yang digunakan untuk online shop.

Kedua, sambung Asep, dalam pembuatan website diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam mengakses informasi yang ada dalam template. “Intinya tampilan desain harus menarik pengguna,” jelas Asep dalam pesan singkatnya, Kamis (7/4).
Zainnudin Lubis

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Kronologi Tertangkapnya Mahasiswa di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta
Next post Motif Pencurian di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta