Penasaran dengan Gedung Baru FAH? Inilah Kisahnya

Read Time:2 Minute, 34 Second



Senin 6 Maret 2017 lalu adalah pengalaman pertama kuliah di gedung baru Fakultas Adab dan Humaniora yang terletak di Jalan Tarumanegara (Legoso), Ciputat Timur, Tangerang Selatan itu. Dalam tulisan ini aku—Siti Uswatun Hasanah—akan menceritakan pengalaman pertamaku memasuki gedung baru FAH yang baru dibangun Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta seharga 44 miliar ini.
Dilihat dari depan, bangunan dengan ornamen biru yang menyelimuti gedung membuatnya terlihat mencolok. Selain itu ditengah lapangan parkir juga terdapat pos satpam sebagai pemantau keluar masuknya kendaraan. Di lantai 1 kita bisa menemukan berbagai ruangan yang digunakan oleh organisasi kampus seperti DEMA dan HMJ. Perpustakaan dan mushala yang berdampingan mempermudah mahasiswa jika waktu shalat tiba.

Dua lift yang terdapat di gedung pun memudahkan mahasiswa yang sedang buru-buru berangkat ke kelas  ditambah dengan adanya alunan musik dalam lift membuat betah berlama-lama di sana. Dibandingkan dengan gedung lama FAH yang menyatu dengan Fakultas Syariah dan Hukum saat menaiki lift kita harus antri dan berbagi atau kadang terpaksa harus jalan kaki menaiki tangga.


Kemudian ke lantai dua, kita bisa menemukan ruang dekanat, ruang tata usaha, ruang rapat, dan juga Laboratorium Bahasa – Multimedia. Peralatan yang ada di lab pun masih baru  terlihat dari pelastik yang masih menempel di komputernya. Berlanjut ke lantai tiga, kita bisa menemukan ruangan jurusan masing-masing. “Enak sih kalo ruang prodi kepisah-pisah gitu, kalau mau bimbingan atau ada urusan dengan kajur dan sejkur bisa lebih leluasa,” kata Ratu Fauziah dari Ilmu Perpustakaan. Selain itu di sini juga ada ruang Kabag Tata Usaha, Ruang Kerja Dosen, dan ruang Pusat Studi Jurnal Insaniyat.

Naik ke lantai empat, ada mushala khusus untuk wanita dan ruang P3K untuk perawatan mahasiswa yang sakit. Terakhir di lantai lima, ada mushala khusus untuk pria, ruang teater, serta ruang-ruang kelas.  Aku juga meminta testimoni dari teman-teman yang lain, di antaranya ada Siti Rofiqoh dan Faradisa Laili Mukaromah dari Ilmu Perpustakaan, mereka berharap semoga perpustakaan bisa segera bertambah koleksinya dan lebih baik lagi fasilitasnya. Supaya perpustakaan fakultas juga menjadi pusat studi bagi mahasiswa FAH, tidak harus melulu ke Perpustakaan Utama.


Namun temanku, Hanah Maryamah dari Sejarah Peradaban Islam mengeluhkan masih adanya ruangan meroko dalam gedung, ia berharap gedung baru ini bisa 100% menerapkan kawasan tanpa rokok. Sudah tahu rokok merusak, masa masih kita biarkan berada di lingkungan kampus, padahal kan sudah ada dalam kode etiknya.

Kelas-kelas di sini jauh lebih besar dari kelas di gedung lama. Amrina Rosada juga mengungkapkan gedung yang sekarang ini terasa lebih rapi dan modern. Saat ini sih, beberapa temanku juga seperti Syaidina Sapta dan Rizqi Fadhila dari Sejarah Peradaban Islam masih mengeluhkan jauhnya akses dari kampus satu ke gedung baru ini. Karena sudah terbiasa beraktivitas di Student Center untuk rapat, shalat berjamaah, dan mengikuti seminar yang hampir setiap hari ada di AulaStudent Center.


Akhirnya, kami berharap semoga dengan adanya fasilitas yang baru ini, bisa dimaksimalkan potensinya oleh para mahasiswa. Kalau kata Afidatul Amanah dari Ilmu Perpustakaan, semoga memicu mahasiswanya untuk semakin berprestasi.

*Ditulis oleh Kontributor LPM Institut: Siti Uswatun Hasanah. Mahasiswa, Bahasa dan Sastra Arab – Fakultas Adab dan Humaniora – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tangkal Berita Hoax Dengan Literasi Media
Next post Polemik Pembahasan RUU Pertembakauan