Obsesi Si Pencuri Buku

Read Time:3 Minute, 0 Second

Judul Buku: The Man Who Loved Books Too Much
Penulis: Allison Hoover Bartlett
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Tahun: 2010
Ken Sanders, seorang agen buku langka yang juga menjadi mata-mata amatir. Selama tiga tahun, Sanders kerap berupaya menangkap John Gilkey. Gilkey yang merupakan seorang pria pencuri buku paling sukses dengan keberadaannya yang tidak banyak orang tahu dalam beberapa tahun terakhir.

Kecintaan Gilkey mengoleksi buku-buku langka memotivasi ia untuk mencuri. Menurutnya,  terdapat ketidakadilan untuk membeli buku-buku langka. Gilkey hanyalah orang biasa yang tak mampu membelanjakan uangnya untuk memperoleh buku-buku langka tersebut.

Pada saat itu Gilkey menjadi pencuri yang amat dicari dan terkenal seantero Amerika. Namun, Gilkey yang tergila-gila dengan buku tidak seperti para pencuri lain yang hanya mengambil keuntungan dari hasil mencuri buku langka. Ia mencuri karena kecintaan terhadap buku, ia tak pernah menyerah dengan keterbatasan dana untuk mengoleksi buku.

Gilkey membuat para pedagang buku langka merasa dirugikan. Salah satunya yang paling terobsesi untuk menangkap Gilkey, yakni Sanders. Sanders yang memiliki tubuh cukup gemuk, rambut tipis, janggut panjangnya berwarna hitam-putih, serta alis matanya yang berbentuk V terbalik membuatnya terlihat sebagai seorang pemarah. Ia juga rela mengubah profesinya dari pedagang buku langka menjadi detektif yang mengkhususkan diri menangani kasus pencurian buku, atau bisa disebut oleh teman-temannya dengan bibliodick atau polisi buku.

Diperkirakan sejak akhir 1999 hingga awal 2003, Gilkey telah mencuri buku dengan jumlah sekitar US$ 100ribu dari para agen di seluruh dunia. Padahal, dekade sebelumnya tidak pernah ada pencuri yang seproduktif Gilkey.

Hal yang lebih aneh terjadi karena tidak ada satu pun barang yang dicuri Gilkey dijual di tempat umum. Faktanya, sebagian buku yang dicurinya juga tidak terlalu berharga dan membuat Sanders percaya bahwa Gilkey mencuri karena kecintaannya terhadap buku. Gilkey mencintai buku dan terobsesi untuk memilikinya.
Tak berapa lama keberadaan Gilkey terungkap. Gilkey kembali dipenjara di Tracy, California. Sebelumnya, ia juga pernah dipenjara di San Quentin. Awal mula, Sanders menceritakan kejahatan yang beredar kepada Allison, penulis yang banyak mempelajari hal mengenai kolektor, sekarang ia sedang membuat kisah nyata antara Sanders dan Gilkey.

Allison menulis surat kepada Gilkey bahwa ia tertarik menulis kisah mengenai orang-orang yang bertindak luar biasa demi mendapatkan buku langka. Dengan senang hati, Gilkey membalas pesan dan bersedia untuk menceritakan kisahnya kepada Allison.

Ketika di penjara, Gilkey mengaku tidak hanya mengoleksi buku langka saja. Ia juga mengoleksi guci tembakau, alat musik, kartu bisbol, kristal, koin, dan tanda tangan. Tetapi jelas minat utamanya hanya kepada mengoleksi buku-buku.

Gilkey mempunyai rasa yang amat dalam saat memegang buku dan mendapatkan kekaguman dari orang lain karena koleksi bukunya. Inilah yang membuat ia begitu bersemangat sehingga bersedia mengorbankan kebebasannya demi buku. Ia merasakan bukan hanya karena rasa cinta terhadap buku, melainkan dampak memiliki buku itu terhadap dirinya.

Selanjutnya, Allison beralih pembicaraan. Allison membahas soal pembebasan Gilkey dari penjara dan apa yang akan dilakukan setelahnya. Gilkey akan memasang iklan di surat kabar dengan kalimat “Jauhkan saya dari penjara: kirimkan saya buku”.

Berawal dari ketertarikan Allison dengan buku antik berjudul “Krautterbuch” (buku tanaman) yang terbit pada tahun 1630, ia mencari data mengenai asal-usul buku tersebut yang menghantarkannya kepada kisah mengenai pencurian buku-buku. Dalam beberapa kisah pencurian buku, Allison mendapatkan kisah mengenai Ken Sanders dan John Gilkey. Hal ini pula yang menarik perhatian dan memotivasi penulis untuk dijadikan sebagai kepingan kisah.

Kisah yang menarik untuk dibaca dari Allison, sang penulis yang menceritakan kisah nyata seorang pencuri buku telah sukses membawa pembaca ke dalam adegan tersebut. Buku ini juga menceritakan mengenai kolektor buku pada zaman dahulu, bagaimana para kolektor memilih buku yang dilihat dari keindahan sampulnya. Serta para peminat buku yang sampai rela membelanjakan harta kekayaannya untuk sebuah buku.

AA

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Doa Untuk Rektor Sadar UKT
Next post Legalitas Kenaikan Tarif Parkir Dipertanyakan