Pesan Keras Aliran Cadas

Read Time:3 Minute, 1 Second







Caption: Salah satu band music tampak tengah menunjukkan keahlian musik mereka di Lapangan Student Center UIN Jakarta pada Jumat (13/10).  Penampilan ini merupakan bagian dari acara Festival Musik “Diorama” RDK FM.
Selain sebagai bentuk keindahan, musik merupakan alat untuk berekspresi. Tak jarang lirik lagu menyampaikan pesan kehidupan.
Selain menjadi sarana hiburan, konser musik juga bisa menjadi ajang untuk mengekspresikan kata lewat suara dan nada. Melalui Festival Musik “Diorama” bertema Di Sini Kita Berirama dengan grup band 2INVANSION, Float dan Kelompok Penerbang Roket mencoba menunjukkan talenta musik aliran rok di Lapangan Student Center (SC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat (13/10).
Suasana SC yang semula terang pun seketika berubah menjadi gelap, hanya lampu kuning bertuliskan RDK FM tetap menyala. Pencahayaan yang redup itu perlahan-lahan mulai berwarna dengan lampu panggung yang bergerak memenuhi lapangan. Sementara itu, penonton lalu lalang memenuhi tribun dan ada juga yang memilih berdiri di depan panggung.  Tak berselang lama, grup band 2INVANSION memulai pertunjukkannya dengan petikan gitar dan pukulan drum yang memecah keheningan panggung.
Penonton pun riuh diiringi tepuk tangan sambil bergerak mengikuti alunan musik bergenre rok ini. Setelah band 2INVANSION menyanyikan lagu berlirik “Gonna Be Alright…”, grup band Floatturut memeriahkan panggung. Hiasan panggung yang terdiri dari susunan balok tangga nada pun tampak mencolok dengan cahaya kuning keemasan. 
Tiba-tiba mata penonton terarah ke tiga pria tepat di tengah panggung. Ditemani gitar dan mikrofon, band Floatkompak memainkan alat musiknya. “Jreng jreng jreng…” alunan gitar listrik membahana memenuhi lapangan SC. Band indie asal Jakarta itu mempersembahkan lagu berjudul Keruh. Lagu yang berdurasi 6 menit itu merupakan lagu baru yang dibuat sejak Oktober 2015.
“Keruh adalah sebuah lagu bertempo pelan yang memotret suasana batin saat jauh tersesat. Lagu ini lahir pada saat maraknya berita mengenai kebakaran hutan dan lahan gambut di berbagai wilayah nusantara,” tulis Float melalui keterangan resmi dalam situsnya, floatproject.com.
Kembali, dari talenta yang dimiliki, Floatpun mampu membuat penonton larut dalam irama. Racikan musik indie itu membuat penonton bergoyang kanan dan kiri menikmati irama. Terlebih, gaya sorot lampu yang berkecepatan lamban dan terkadang cepat membuat suasana festival lebih menyatu padu.
“Dan akhirnya celaka! Mati Muda!!..” terdengar suara serak vokalis Kelompok Penerbang Roket (KPR) menggantikan Float, Coki berteriak lantang penuh irama. Sementara itu, gitaris Rey kerap kali melontarkan suara-suara padat yang berat. Tak tinggal diam, pemain drum Viki seakan tak kehabisan tenaga untuk memberikan pukulan demi pukulan ke drum dengan cepat.
Itulah mereka personal band rok KPR. Nama band itu terinspirasi dari sebuah lagu yang dipopulerkan Duo Kribo bertajuk ‘Mencarter Roket’. Sesuai dengan nama dan aliran musiknya, band ini sarat akan teriakan, keringat, lirik protes, distorsi maupun ungkapan kebebasan.
KPR tengah menjadi perhatian pecinta rok. Lewat identitas roket yang filosofis, band ini telah meluncurkan dua album mereka di tahun 2015 dengan tajuk “Teriakan Bocah” dan “HAAI”. Lagi-lagi genre mereka mengusung aliran rok dengan pengaruh musik era 60-an dan 70-an.
 “Banyak yang bilang berbeda, tapi tetap sama..” lirik-lirik itu digemakan KPR dengan suara yang memekik. Tak jarang, keahlian memetik gitar mereka pamerkan untuk mengiringi lirik-lirik lagu berirama cadas itu. Tak sedikit pula penonton yang ikut berteriak dan bernyanyi bersama. Hingga pukul 23.00 WIB, Festival yang diselenggarakan Radio Dakwah dan Komunikasi (RDK FM) ini pun berakhir.
Salah satu pengunjung, Ahmad Ardiansyah menuturkan saat ini tidak banyak konser musik bergenre rok sehingga ia rela datang dari Pamulang untuk menonton konser ini. Selain itu menurutnya saat ini kebanyakan penyelenggara konser lebih memilih menampilkan musik mainstream sehingga jarang ditemui konser rok seperti ini. “Konsep acaranya pun cukup menarik, rok tetap di hati,” ujarnya, Sabtu (4/6).
Alfarisi Maulana

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Mengurai Perspektif Sebuah Buku
Next post Emak, Aku Mabok Lift