Muda, Berkarya, dan Berprestasi

Muda, Berkarya, dan Berprestasi

Read Time:2 Minute, 22 Second
Muda, Berkarya, dan Berprestasi

Meskipun Aditya Widya Putrilulus sebagai mahasiswi akuntansi, namun ia kompeten dalam bidang jurnalistik. Tak hanya terampil, Adit juga mampu membawa pulang penghargaan bergengsi HWPA 2019 yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri.
Menggeluti bidang ekonomi, bukan berarti menutup peluang untuk berkarier di bidang lain. Seperti profesi yang dijalani oleh Aditya Widya Putri saat ini. Lulusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta enam tahun silam, kini ia terjun di dunia jurnalis. Sebuah profesi yang justru bertolak belakang dengan jurusan yang diambil selama menempuh bangku formal perkuliahan.
Wanita kelahiranSemarang ini, mulanya menggeluti dunia jurnalistik hanya untuk mendapatkan uang tambahan. Namun seiring berjalannya waktu, lomba-lomba yang Adityaikuti memperoleh juara, dari situlah ia merasa menemukan passionnya di bidang jurnalistik. Selain itu, menjadi seorang jurnalis merupakan kebanggaan tersendiri ketika karyanya dihargai dan diapresiasi, “walaupun tidak besar, namun saya senang menjalaninya,” ujar Aditya, Senin (7/9). 
Kecintaan Aditya terhadap dunia jurnalistik kemudian menghantarkannya menjadi salah satu penerima penghargaan Hassan Wirajuda Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Awward(HWPA). HWPA adalah bentuk apresiasi yang diberikan oleh Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) kepada pihak-pihak yang berperan dalam upaya perlindungan WNI. 
Keahliannya sebagai penulis mild report – sejenis laporan semi feature berbasis data jurnalistik – di media digital, Tirto.id. Adit melakukan investigasi di Entikong, di mana ia mengamati tentang berbagai kejadian di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia di Entikong, yakni perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia. Dari investigasi tersebut menghasilkan berita berjudul Petugas PLBN Entikong: Demi Indonesia Kami Bertaruh Nyawa semasa melaksanakan cuti ke Entikong.  
Awal mula Aditya Widya Putri pergi ke Entikong untuk liburan pribadi, namun pada saat mengajukan cuti ia diminta untuk melakukan riset atau observasi lapangan tentang situasi di perbatasan Entikong. Sesampainya di Entikong, ia mulai mengirim elektronic mail (email) ke birokrat-birokrat yang ada di sana. Setelah melakukan observasi dan wawancara, Aditya menemukan fakta-fakta di lapangan dan menulisnya, yang pada akhirnya tulisan tersebut mendapat penghargaan.
Awalnya, Aditya tidak percaya ketika sebuah isi email menyatakan tulisannya tentang investigasi di perbatasan Entikong mendapatkan penghargaan. “Saya tidak pernah merasa mengirim tulisan,” tutur Aditya, Senin (7/9). Usul punya usul, ternyata HWPA menyeleksi para kandidat dengan melakukan penelitian dan penyaringantanpa sepengetahuan kandidatnya.
Penghargaan yang pernah diterima Aditya tak berhenti di situ. Beragam penghargaan dalam berbagai kategori pun sudah pernah Aditya raih, antara lain The Best Graduate for Health and Nutrition Journalist Academy – winner (AJI – Danone), “Bisnis Limbah Rumah Sakit” 2017, Winner of Followship Awward Raja Ampat (SISJ-TNC)- “Perdagangan Sirip Ikan Hiu” 2018, Winner of Followship Participant (FAO-KBR Antara) “Penyakit Zoonosis 2019, dan beberapa penghargaan lainnya. Tulisan-tulisan yang mendapat penghargaan tersebut adalah tulisan jenis tulisan investigasi.
Naik jabatan dan memenangkan sebuah penghargaan diakui oleh Adit menjadi sesuatu yang penting. Akan tetapi menurutnya proses untuk mendapatkan tujuan itu justru jauh lebih penting. Hal terpenting ialah prosesnya dalam mendapatkan ilmu dan pengalaman baru,” tutupnya.
Herlin Agustini

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Pekan Sosiologi: Timbulkan Kepekaan Sosial Previous post Pekan Sosiologi: Timbulkan Kepekaan Sosial
Peringati Arkadia 30 Tahun Next post Peringati Arkadia 30 Tahun