Emansipasi Perempuan Melalui Karya Seni

Emansipasi Perempuan Melalui Karya Seni

Read Time:2 Minute, 26 Second

Emansipasi Perempuan Melalui Karya Seni

Para perempuan penggiat seni menyalurkan semangat juang Kartini melalui karyanya. Semangat juang yang disampaikan pun beragam, mulai dari tuntutan kesetaraan gender sampai kebebasan berekspresi.

Melalui postingan Instagram pada tanggal 28 Maret 2021, Komunitas Sekar Delta Art Sidoarjo mengumumkan, akan mengadakan pameran seni visual bernama “Srikandi Bertaut”. Dalam penyelenggaraannya, Sekar Delta Art Sidoarjo bekerja sama dengan Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada bulan April. Pameran ini berlokasi di gedung Dekesda, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pameran yang berlangsung sejak tanggal 3 April sampai 15 April 2021  ini, menghadirkan 50 karya seni visual oleh 25 perupa perempuan Sidoarjo. Aliran karya seninya pun bermacam-macam, mulai dari realisme sampai popart. Selain menampilkan karya seni visual,  komunitas ini juga mengadakan berbagai macam pelatihan seperti, melukis kain, melukis dengan teknik suminagashi, dan menyulam totebag. Tak hanya itu, mereka pun mengadakan pertunjukan melukis mural dan sketsa wajah oleh Hesti Setyowati, serta menonton dan diskusi bersama film yang berjudul “Pekerja Perempuan di Sektor Kreatif”.

Ketua Pameran “Srikandi Bertaut”, Syska La Veggie menjelaskan, bahwa penamaan pameran ini sendiri diambil dari sosok tokoh pewayangan perempuan Jawa bernama Srikandi yang tangguh dan pemberani. Sedangkan makna kata “bertaut”, yaitu saling bergandengan dan merapatkan sesuatu yang renggang atau terluka. “‘Srikandi Bertaut’ akan menjadi sebuah metafora perempuan kuat yang saling bersinergi dalam melawan ketidakadilan,” jelasnya, Rabu (7/04). 

Sebelum memasuki ruang pameran, akan terlihat karya seni lukis mural oleh Hesti Setyowati di dinding gedung Dekesda yang masih dalam tahap penyelesaian. Dalam lukisannya, ia mengambarkan aktivitas yang dilakukan oleh para partisipan pameran “Srikandi Bertaut”. Lewat karyanya, ia memberikan pesan untuk para perempuan supaya bisa merdeka dalam berekspresi, khususnya dalam bidang seni.

Berhadapan lurus dengan pintu ruang pameran, terpampang dua karya seni milik Syska La Veggie. Salah satu karyanya yang berupa sulaman tangan dan menggunakan pembalut perempuan sebagai hiasan tambahan, sempat mendapat protes dari beberapa pihak. Karya tersebut ditakutkan mendapat respon buruk dari Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sidoarjo, Sa’adah Ahmad Mudhlor Ali sekaligus pembuka acara.

Syska menyayangkan reaksi negatif dari beberapa pihak yang melakukan protes. Menurutnya ia sudah menyertakan penjelasan yang argumentatif mengenai karyanya, yaitu untuk tidak memandang perempuan sebagai objek seksualitas saja. Karyanya pun tetap tampil, dan Syska menambahkan sebuah kalimat, “Katanya pameran tentang perempuan, tapi enggak boleh nampilin punya perempuan” dalam karyanya sebagai bentuk protes balik. Alhasil, Sa’adah memberikan respon baik terhadap karya Syska karena dianggap memiliki pesan yang kuat.

Mengenai jumlah pengunjung, penasihat pameran, Kris mengatakan bahwa ia tidak dapat berharap banyak karena kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Walaupun begitu, pameran ini mendapatkan apresiasi tinggi dari banyak pihak. Karya-karya yang dipamerkan pun bisa dilihat melalui akun media sosial, salah satunya instagram. Menurutnya, pandemi bisa menjadi ladang subur bagi para penggiat seni untuk makin berkembang. Khususnya bagi para perempuan yang memiliki kepiawaian, diharapkan dapat membantu perekonomian keluarga. “Lebih banyak di rumah, ayo kita  berkesenian dan bangkit kembali,” ucapnya, Kamis (8/04).

Hany Fatihah

 

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Penipuan Berkedok Minta Transfer Rugikan Mahasiswa Previous post Penipuan Berkedok Minta Transfer Rugikan Mahasiswa
Naluri Mahasiswa di Timur Indonesia Next post Naluri Mahasiswa di Timur Indonesia