Hidupkan Budaya Lokal Melalui Seni dan Literasi

Hidupkan Budaya Lokal Melalui Seni dan Literasi

Read Time:1 Minute, 51 Second
Hidupkan Budaya Lokal Melalui Seni dan Literasi

Pameran bertajuk Natio Dementia digelar dengan membangun kesadaran dan kecintaan atas budaya lokal yang terlupakan. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan budaya Indonesia yang perlahan mulai terhapus dan terlupakan.


Komunitas Buku Senior menyelenggarakan Pameran bertajuk Natio Dementia yang mendatangkan bintang tamu Soesilo Toer, Hendri Sederhana, dan Tunas Muda. Gelaran pameran ini berlangsung pada 25–27 Agustus di City Gallery Tangerang Selatan. 

Pameran tersebut menampilkan karya dari seniman lokal berupa lukisan dan instalasi, sehingga bentuk maupun isi karya sesuai dengan tema yang diusung dalam pameran ini. Diantaranya tas hias, foto, dan kutipan-kutipan bijak dari para seniman.

Gedung City Gallery mempunyai tiga lantai, setiap lantainya dipenuhi oleh karya-karya pameran. Ditambah, area pameran dikelilingi pendingin ruangan dan lampu hias yang menyoroti karya. Pengunjung tak dipungut biaya ketika mendatangi pameran. Namun, sebelum menghadiri pameran pengunjung diinstruksikan untuk mengisi link pendaftaran yang tersedia.

Pemimpin Produksi, Ishlah Muhammad mengungkapkan tujuan dari pameran ini untuk membangun kesadaran dan kecintaan atas budaya lokal yang terlupakan. Selain itu, bisa menekankan kepada masyarakat mengenai budaya yang menjadi esensi dari identitas bangsa. 

“Saat ini budaya Indonesia perlahan mulai terhapus, terlupakan dan anak-anak muda lebih tertarik dengan budaya luar,” ungkapnya, Sabtu (26/8).

Lebih lanjut, Ishlah menuturkan acara tersebut baru pertama kali digelar. Sebelumnya Komunitas Buku Senior pernah mengadakan pameran yang terfokus pada kegiatan baca tulis. “Maka dari itu kegiatan pameran ini menjadi kegiatan perdana dari Komunitas Buku Senior,” tuturnya.

Salah satu pengunjung, Arya Mauf mengungkapkan, saat melihat pameran dirinya merasa tertarik dan menikmati. Pasalnya, ia sempat membaca karya tulis Soesilo yang berjudul “Anak Bungsu” sehingga Arya menemukan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Soesilo Toer. “Buku ini berkaitan dengan saya juga merupakan anak bungsu,” ucapnya, Sabtu (26/8). 

Sama halnya dengan Arya, Ahmad Varis Farhan merupakan pengunjung dari Madura juga merasa tertarik dengan pameran Buku Senior. Menurutnya,event yang dikemas memperlihatkan nilai untuk mempertahankan kebudayaan serta tradisi. “Kesempatan paling menarik itu saat berdiskusi dengan Pak Soesilo Toer,” ujarnya, Sabtu (26/8). 

Ahmad juga mengatakan ketika Soesilo menyampaikan banyak intelektual Indonesia yang berkata benar tetapi disingkirkan oleh negaranya sendiri, seperti tan malaka yang tersingkir sejarahnya. “Kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan daya literasi,” pungkasnya. 

Reporter : Ibrahim Haikal Putra Abadi, Shintia Rahayu Safitri

Editor : Muhammad Naufal Waliyyuddin

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Minim Keterlibatan Sema-U dan UKM dalam PBAK Previous post Minim Keterlibatan Sema-U dan UKM dalam PBAK
UKM Tunjukkan Eksistensi di Kampus Next post UKM Tunjukkan Eksistensi di Kampus