Geliat Rilisan Musik Fisik

Geliat Rilisan Musik Fisik

Read Time:2 Minute, 5 Second
Geliat Rilisan Musik Fisik

Di tengah era digital, rilisan musik fisik mengalami lonjakan penjualan. Hal itu diakibatkan tren kegemaran Gen Z mengoleksinya. 


Digitalisasi membuat musik dapat diakses secara instan melalui berbagai platform digital, seperti Spotify dan YouTube. Meski begitu, sebagian anak muda justru memilih mendengarkan musik melalui cakram padat, kaset pita dan piringan hitam.

Berdasarkan survei rilisan Vinyl Alliance pada 26 Januari 2025 yang dikutip dari Kumparan, sebanyak 76 persen penggemar piringan hitam global adalah Generasi Z. Generasi Z mencakup orang-orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. 

Tren kegemaran Gen Z terhadap rilisan musik fisik juga terjadi di Indonesia. Dilansir dari hypeabis.id, Clement Arnold, Direktur Pabrik Piringan Hitam PHR Pressing menyebut penjualan piringan hitam di Indonesia naik 25% pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Pembelinya didominasi oleh anak muda di bawah usia 40 tahun, yakni berumur 17–18 tahun.

Lonjakan kegemaran Gen Z mengoleksi rilisan musik fisik salah satunya terlihat di Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur. Toko-toko yang menjual rilisan musik fisik di Pasar Loak Jatinegara mengalami peningkatan penjualan, seperti cakram padat, kaset, dan piringan hitam. 

Maman Surahman, salah satu pemilik toko musik rilisan fisik di Pasar Loak Jatinegara, mengatakan penjualan cakram padat, kaset pita dan piringan hitam meningkat pesat sejak 2023. Menurutnya, hal itu dikarenakan rilisan musik fisik kembali digemari anak muda, terutama Gen Z. “Sekarang banyak anak muda terutama Gen Z yang mencari kaset pita, piringan hitam dan cakram padat,” ujarnya, Minggu (12/10).

Harga rilisan musik fisik pun relatif terjangkau bagi anak muda. Di tokonya, kata Surahman, mulai dari Rp30 ribu per keping. Tak hanya itu, koleksi rilisan musik fisik yang ia jual juga beragam, mulai dari musisi Indonesia lawas hingga musisi internasional. Menurutnya, hal itu membuat banyak Gen Z tertarik datang karena ingin menemukan sesuatu yang unik dan bernilai nostalgia. 

Salah satu pembeli dari kalangan Gen Z, Dion—bukan nama sebenarnya—mengaku gemar mengoleksi musik rilisan fisik sejak kecil. Kebiasaan tersebut terbentuk oleh budaya keluarganya yang suka memutar cakram padat dan kaset pita lawas. “Saya sering mendengarkan musik rilisan fisik, tetapi juga sesekali mendengarkan musik melalui Spotify. Selain itu, akibat banyak lagu klasik yang tidak ada di Spotify, jadi saya harus beli fisiknya,” ucapnya, Minggu (12/10).

Selain itu, Dion merasa mengoleksi musik rilisan fisik memberi sensasi unik. Tak hanya nilai estetika, proses merawat koleksi juga menghadirkan kesenangan tersendiri bagi Dion. “Memiliki rilisan musik dalam bentuk fisik terasa istimewa, karena tidak semua orang memilikinya. Jadi terasa seperti memiliki koleksi pribadi,” ujar Dion.

Reporter: SFA 
Editor: Rifki Kurniawan & Ilham Hidayat

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Penggalangan Donasi saat Wisuda Previous post Penggalangan Donasi saat Wisuda
Resah Pedagang di Tengah Keramaian Stasiun Pasar Senen Next post Resah Pedagang di Tengah Keramaian Stasiun Pasar Senen