Hijabographic, Seni Sekaligus Dakwah

Read Time:2 Minute, 14 Second
Berkembangnya berbagai komunitas muslimah membawa fenomena tersendiri  di Indonesia. Biasanya mereka muncul dengan tujuan dan cara yang hampir sama yaitu mengajak kaum muslimah percaya diri untuk berhijab. Namun, berbeda dengan Hijabographic. Komunitas ini justru membungkus dakwahnya lewat seni kreatif seperti kampanye visual online dan komik.
Hijabographic berdiri sejak November 2012. Komunitas ini digagas oleh tiga muslimah muda lulusan Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung yaitu Riza Sativianti, Evi Noverida dan Ragilia Rachmayuni. “Awalnya dari tumblr, terus kita mengadakan daily artwork juga challenge gitu. Dari situ semakin banyak peminat dan creator baru di komunitas kita,” ujar Riza yang biasa disapa Oryza, Sabtu (5/7).
Tujuan dibentuknya komunitas ini berbeda dari komunitas desain grafis lainnya, melalui karya senilah mereka berdakwah. “Kita buat komunitas ini tujuan awalnya sih memang buat dakwah,” tutur Oryza.
Kegiatan rutin HijaboGraphic terbagi menjadi online dan offline.  Kegiatan online dilakukan melalui website resminya yaitu hijabographic.com dan hijabographic.tumblr.com. Dari website tersebut, mereka membuka submission bagi teman-teman muslimah yang memiliki karya seni seperti poster dan gambar. Karya tersebut kemudian dijual lewat HijaboShop yang keuntungannya dibagi bersama. Kegiatan wajib ini disebut daily artwork.
Selain itu, ada juga Artwork Challenge, My Hijab Story, dan kampanye visual online. Artwork Challenge dan My Hijab Story merupakan lomba karya seni dan tulisan. Sedangkan kampanye visual online merupakan kampanye lewat poster dengan mengusung berbagai tema seperti menutup aurat, ajakan untuk beribadah, dan berbagai isu lainnya.
Di samping itu ada juga kegiatan offline yang dilakukan melalui HijaboClass, HijaboGath, pameran, serta kolaborasi bersama komunitas lain seperti Socmedfest dan Syarekat Kreatifiyah Indonesia. HijaboClass merupakan workshop yang mengundang salah satu creator dibidang kreatif tertentu yang biasanya mengajarkan menggambar dan crafting.
Sedangkan, HijaboGath merupakan diskusi dan sharing mengenai seni kreatif. Misalnya, kegiatan HijaboGath yang diadakan pada Sabtu (5/7) di Masjid Al-Bina, Gelora Bung Karno dengan mengusung tema “ngabuburit”. Pada acara tersebut diadakan pula doodling atau menggambar sketsa kartu lebaran oleh seluruh Hijabographers, followers Hijabographic.
Pada Mei 2014 lalu, komunitas ini menerbitkan sebuah komik dengan judul HijaboComic: Sebab Modis Saja Ngak Cukup. Komik ini berhasil diterbitkan berkat ajakan seorang editor dari Qultummedia dan bantuan seorang illustrator Hijabographic, Zakiyah. Sedangkan ide cerita dan gambarnya sendiri, dibuat oleh seluruh anggota Hijabographic.
Tak hanya berdakwah dan berbagi karya seni, komunitas ini pun melakukan kegiatan amal. Salah satunya adalah donasi yang berasal dari keuntungan penjualan HijaboComic. Keuntungan tersebut didapat dengan menaikkan harga HijaboComic, dengan memberikan bonus kartu lebaran hasil pertemuan HijaboGath.
Saat ini, Hijabographic sudah memiliki 6.673 followers di twitter dan 3.045 followers di Instagram. “Bergerak di media sosial, tentunya kami membebaskan muslimah siapapun dan di mana pun untuk nikut berkarya bersama Hijabographic, bahkan bagi mereka yang sama sekali tidak dapat menggambar,” tutup Oryza.


SN

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Santunan Sosial Bentuk Karakter Berbagi
Next post Deforestasi Hutan Indonesia Meningkat