Melestarikan Kebudayaan dengan Lomba Tari Saman

Read Time:1 Minute, 38 Second

Aulia Puspaningrum, perempuan berusia 16 tahun bersama empat belas kawannya mengenakan baju adat Sumatera serta ikat kepala yang disebut bulung teleng. Diiringi lantunan dua buah rebana, dengan lincah mereka mengombinasikan gerakan cepat  menepuk tangan, memukul dada serta paha yang menghasilkan irama dalam tari saman. 

Berbeda seperti biasanya, lapangan parkir Student Center (SC) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yang selalu penuh dengan sepeda motor, kini dipenuhi penonton lomba tari saman se-Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek). Acara tersebut diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Jakarta, Minggu (14/3).

Salah satu peserta lomba tari saman dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 90 Jakarta, Aulia mengatakan, Melestarikan kebudayaan Indonesia merupakan bentuk rasa cinta terhadap tanah air. Menurutnya, dengan ia bergabung dalam grup tari saman di sekolahnya merupakan usahanya untuk menjaga kebudayaan Indonesia. Namun, sedikit dari teman-teman Aulia yang berminat untuk belajar tari tradisional.

Senada dengan Aulia, peserta tari saman lainnya Adini Maharani mengharapkan, ia bersama grup tari samannya dapat memenangkan lomba. Sehingga, peluang untuk menampilkan tari saman ke mancanegara semakin besar. “Agar semua orang tahu betapa unik kebudayaan Indonesia. Sedikitnya, kita mengenal nama-nama dari budaya Indonesia,” tutur Adini, Sabtu (14/3).

Dari 25 undangan yang sudah dibagikan  ke  SMA se-Jabodetabek, jumlah sekolah yang mendaftar lomba tari saman  hanya sebelas. Ketua HMJ Agribisnis, Mualim Muslim mengatakan, hal tersebut menunjukan kurangnya partisipasi dari anak muda dalam melestarikan budaya Indonesia. Menurutnya, pemuda Indonesia saat ini mengalami banyak perubahan.

Sementara itu, menurut ketua panitia lomba saman dengan tema Heritage Of Tanah Gayo Dini Anggraini, pemuda sekarang lebih menyukai modern dance dibandingkan tari tradisional. “Tari tradisional mungkin terdengar norak, padahal dalam setiap tari tradisional memiliki hal unik dan makna tertentu,” katanya, Sabtu (14/3).

Anggraini menambahkan, untuk meningkatkan rasa ingin melestarikan budaya Indonesia kepada anak muda sekarang, bisa dilakukan dengan cara mengadakan lomba. Pasalnya, ketika seseorang melihat hal unik dari pertunjukan peserta lomba orang yang menyaksikan sedikitnya menjadi tahu nama tarian tersebut.

Ika Puspitasari

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Pentingnya Penelitian Ilmiah Bagi Mahasiswa
Next post Matematikawan Pecahkan Kode Enigma Nazi