Read Time:2 Minute, 26 Second
Sinematografi menjadi salah satu karya seni yang mengajarkan teknik pembuatan film. Berbeda dengan fotografi yang hanya mengambil gambar tunggal, sinematografi justru menangkap rangkaian gambar yang kemudian digabungkan menjadi film. Dengan waktu yang singkat, teknik ini bisa dipelajari di komunitas AIR Film yang didirikan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Satu-satunya komunitas yang mengusung pembuatan film di kampus ini, AIR Film rutin melakukan perkumpulan bagi anggotanya untuk pembuatan film pendek. Teknik pembuatan film yang telah dipelajari digunakan untuk membuat film demi mengikuti ajang perlombaan nasional.
Sebelum komunitas ini terbentuk, AIR Film hanyalah sebuah perkumpulan dari tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) yaitu Angga, Iqbal, dan Ruli yang memiliki minat dalam dunia film. Produksi film yang pertama ditayangkan saat Program Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA) tahun 2010.
“Penayangan film pendek saat itu menjadi timbal balik antara kami dan jurusan. Jurusan mendapat film dan kami mendapat promosi,” ujar salah satu pendiri AIR Film, Iqbal Zulfahmi (1/6). Produksi film tersebut untuk menyambut mahasiswa baru yang masuk UIN Jakarta dan mengenalkan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Meski komunitas ini bukan Lembaga Semi Otonom (LSO), selain menayangkan film dalam Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) Fakultas, AIR Film juga sekaligus memperkenalkan semua komunitas yang ada di fakultas. Komunitas ini memiliki banyak karya berupa film pendek, salah satunya berjudul Indigoyangtelah mengikuti ajang Indonesian Short Film Festival 2015.
Lepas vakum dua tahun, pada tahun 2013, Iqbal dan dua teman lainnya, Arga dan Yusli, meresmikan komunitas sinematografi ini dengan nama baru, cinemA Inspiration Room Film. Sejak saat itu, komunitas ini punmerekrut anggota di tiap tahun ajaran baru danterbuka bagi semua mahasiswa dari fakultas mana saja.
Para sineas, sebutan untuk calon anggota, awalnya diberikan pelatihan berupa materi tentang teknik pembuatan film. Setelah itu, film hasil pelatihan ditampilkan dalam sebuah pementasan AIR Gala. AIR Gala adalah ajang apresiasi untuk para sineas sekaligus pelantikan sineas menjadi anggota tetap komunitas pecinta sinematografi.
Kegiatan anggota baru rutin dilakukan hari Sabtu selama satu bulan yang berisi pelatihan sinematografi. Diantaranya, pelatihan penggunaan kamera, penentuan angle yang menarik, penulisan skrip, tata rias, sampai pengeditan film.
“Selain itu juga, anggota belajar menjadi seorang sutradara, seperti penentuan suara tokoh untuk dubbing video, dan berimajinasi pada sebuah objek tanpa skrip,” ujar anggota Divisi Pendidikan, Nina Nulina (1/6) Pada intinya, anggota diberikan pelatihan tentang semua hal dalam struktur produksi film. “Karena di AIR Film kita buat semua jadi nyata,” bangga Nina Nurlina.
AIR Film didalamnya terdapat 4 divisi. Diantaranya, Divisi Pendidikan yang bertugas membuat dan melaksanakan program kerja AIR Film,Divisi Peralatan yang bertanggung jawab terhadap peralatan yang dimiliki AIR Film.
Selanjutnya, Divisi Malaikat tempat memberikan nasehat dan memecahkan permasalahan yang ada dalam AIR Film, terakhir Divisi Humas yang bertanggung jawab terhadap hubungan intern dan ekstern komunitas sekaligus pengelolaan akun media sosial.Komunitas cinemA Inspiration Room kini telah memiliki anggota sebanyak 41 orang. Karya-karya AIR Film dapat dilihat melalui akun resmi yaitu Youtube: airfilmpics dan Instagram @Air_film.
EM
Average Rating