Kebun Ala Perkotaan

Read Time:2 Minute, 36 Second
Semangat positif dan peduli terhadap lahan terbuka yang gersang terutama di perkotaan merupakan ide terbentuknya Jakarta Berkebun. Komunitas yang bergerak melalui media bercocok tanam baik sayuran sampai bunga hias memanfaatkan lahan tidur Jakarta. Komunitas ini mengusung konsep 3 E, yakni ekologi, edukasi, ekonomi.
Berawal dari gagasan walikota Bandung, Ridwan Kamil melalui postingan twitter tentang ide urban farming kota Jakarta. Selanjutnya melalui interaksi di jejaring sosial ini terbentuklah komunitas Jakarta Berkebun pada Oktober 2010.
Saat pertama kali didirikan, Ridwan Kamil serta tiga pencetus lainnya mulai menjalankan misinya untuk menghidupkan lahan tidur Jakarta dengan tanaman. Lahan tidur adalah lahan perkotaan yang kosong serta tidak digunakan untuk apapun. Kini, Jakarta Berkebun telah memiliki lahan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Di tempat ini juga dijadikan ruang sekretariat kami,” ujar Koordinator Jakarta Berkebun, Kurnia Yusuf, (10/9). Lahan tersebut diberi oleh pihak apartemen yang berlokasi tepat di sebelahnya. Dengan jangka waktu lima tahun digunakan untuk sosialisasi tentang komunitasnya kepada masyarakat.
Sejak berdirinya 2010 lalu, Jakarta Berkebun telah mendapatkan penghargaan Web Heroes oleh perusahaan Google Party pada tanggal 13 September 2013. Kurnia berharap Jakarta berkebun bisa lebih maju dan dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga mampu menumbuhkan kesadaran untuk merawat lingkungan dengan cara berkebun dapat menyebar luas.
Komunitas ini beranggotakan 50 orang yang bersifat sukarelawan. Anggotanya pun bervariatif, mulai dari anak kecil, mahasiswa, pekerja, hingga ibu rumah tangga. Selain itu bagi masyarakat yang ingin menjadi bagian dari komunitas ini bisa mendatangi sekretariat Jakarta Berkebun.
Nantinya bagi anggota baru akan diajarkan bagaimana cara berkebun. Mulai dari menyemai bibit tanaman dalam pot kecil, hingga memindahkan hasil semaian tersebut ke tanah yang lebih luas. Modal menjadi anggota Jakarta Berkebun ialah kemauan untuk membuat Jakarta menjadi lebih hijau lewat berkebun “Yang penting niat dan punya keinginan saja untuk bercocok tanam.” tegas Kurnia.
Komunitas ini menawarkan konsep 3E (ekologi, edukasi, ekonomi) dalam bercocok tanam. Konsep yang pertama yaitu ekologi, di mana menghidupkan lahan tidur menjadi lahan produksi adalah visi utamanya. Sedangkan, untuk medukung konsep edukasi, Jakarta berkebun memiliki akademi berkebun. Kegiatan dua bulan sekali ini tentang berbagi pengetahuan berkebun untuk anggota dan masyarakat yang tertarik berkebun.
Sementara, konsep ekonomi membuat lahan perkebunan bukan hanya bersifat penghijauan tetapi memberikan nilai ekonomi tersendiri. Berhubung sifat tanaman di sini tidak menggunakan bahan kimia seperti pestisida dan lainnya, sehingga menghadirkan beberapa pemesan. Pemesan inilah yang nantinya membeli hasil tanaman komunitas. Terkadang, hasil panen juga dimanfaatkan oleh para anggota untuk dimasak bersama.
Tanaman yang ditanam di Jakarta berkebun antara lain bayam ungu, tomat, cabai, terong, dan kale. Kegiatan lain Jakarta Berkebun ialah mengadakan workshop hasil perkebunan, dan rawat kebun. Rawat kebun ini dilaksanakan seminggu sekali oleh seluruh anggota untuk memanen sayuran dan menanam bibit sayuran yang baru.
Kegiatan ini membuat anggotanya lebih memahami arti berkebun sekaligus kebersamaan, “Selain bisa menyalurkan hobi berkebun, dapat ilmunya juga, sambil bersenda-gurau dengan anggota lain,” tutur anggota komunitas yang telah bergabung selama dua tahun, Dian Radita (10/9).
Jakarta berkebun ini juga merupakan pelopor dari berdirinya komunitas serupa di kota lain seperti Banten, Bogor, Bekasi, hingga Makassar. Berkat itu pula muncul Indonesia Berkebun yang memayungi beberapa daerah regional tersebut, “Jadi, Jakarta Berkebun menjadi pelopor dari komunitas besar yaitu Indonesia Berkebun,” tutup Kurnia.
NPR

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Topik Menarik Menentukan Kualitas Makalah
Next post Menelisik Benih-Benih Pemikiran Islam Liberal