Berbagi Rezeki dengan Sebungkus Nasi

Read Time:3 Minute, 0 Second
Bersedekah tak melulu harus dengan uang. Komunitas Berbagi Nasi menawarkan cara lain berbagi dengan sesama.
Malam hari saat sebagian masyarakat kota telah tertidur, masih ada orang-orang yang terbangun untuk mencari nafkah. Mereka hilir-mudik dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan penghasilan. Mengais rezeki dari sampah pun dilakukan oleh sebagian orang yang kurang beruntung mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Berbagai pekerjaan mereka lakukan paling tidak untuk mencukupi makan nasi 3 kali sehari.
Berangkat dari realitas kehidupan yang ada dan tujuan untuk berbagi dengan sesama, Komunitas Berbagi Nasi Jakarta hadir. Dengan membawa nasi beserta lauknya, komunitas ini berkeliling jalan ibu kota untuk membagikan nasi bungkus untuk mereka yang membutuhkan.
Komunitas ini berawal dari ide Danang Nugroho, alumni Universitas Parahyangan, Bandung, mengembangkan skripsinya yang menyatakan bahwa keproduktifan seseorang diukur dari dirinya sudah makan atau belum. Lalu ia mulai melakukan gerakan berbagi nasi di sekitaran Bandung dengan beberapa temannya.
Danang kemudian menularkan kepada rekan-rekannya yang ada di Jakarta untuk membentuk komunitas serupa. Dengan tujuan awal bersedekah dan menghapuskan kelaparan di Indonesia, Komunitas Berbagi Nasi berkembang di berbagai kota, bukan hanya Jakarta dan Bandung saja.
Terbagi dalam lima regional di Jakarta; Jakarta Selatan, Pusat, Barat, Timur hingga Utara mereka membagikan sebungkus atau sekotak nasi yang terkumpul dari dermawan. Namun, jika tak mampu untuk membawakan nasi bungkus, masyarakat yang ingin bergabung dapat langsung datang ke titik kumpul yang telah disepakati untuk membantu membagi nasi bungkus.
Salah satu regional yang aktif melakukan kegiatan rutin adalah Jakarta Timur. Bertitik kumpul di Lapangan Parkir Gerai Rabbani, Rawamangun, Jakarta Timur mereka membagikan semua bungkusan nasi kepada orang yang membutuhkan. Pengemudi becak, tukang asongan, pemulung dan mereka yang sedang mencari nafkah hingga larut malam di pinggir jalan adalah target utama pembagian nasi.
Mulai bergerak di Jumat malam, sekitar pukul 21.00 WIB, komunitas yang berdiri sejak 13 Desember 2012 ini berkeliling jalan-jalan kota dengan membawa bungkusan nasi. Tak hanya mahasiswa dan masyarakat biasa yang tergabung dalam komunitas ini, kalangan artis pun turut ikut dalam kegiatan tersebut. Sebut saja Giring Ganesha Djumaryo, vokalis band Nidji ini ikut membagikan nasi bungkus di area Jakarta Timur pada Jumat (7/10) pekan lalu.
Tak hanya memberi nasi bungkus, mereka juga membagikan air mineral dalam bentuk gelasan. Biasanya, 20 sampai 30 orang ikut membagikan nasi yang telah terkumpul. Mereka biasa membagikan bungkusan nasi hingga tengah malam bahkan dini hari.
Saat bulan Ramadan tiba, komunitas Berbagi Nasi tidak hanya membagikan nasi bungkus saja, takjil dan hidangan pembuka juga dibagi kepada para pengendara yang sedang melintas menjelang berbuka puasa. Sehingga, kegiatan yang dilakukan pada saat bulan ramadan lebih sering dibandingkan dengan waktu lainnya.
Menurut salah satu anggota Komunitas Berbagi Nasi Jakarta, Samsul Arifin, mereka tidak memberikan bungkusan nasi kepada pengemis dan pengamen. Namun, pengemis yang telah lanjut usia tetap diberikan nasi bungkus. “Kalau yang masih muda dan sehat kami enggak kasih,” tegas pria yang disapa Jarwo, Jumat (14/10).
Di dalam bungkusan nasi yang diberikan, Jarwo mengatakan, lauk yang disertakan sama dengan yang masyarakat makan pada umumnya. Telur, ikan dan ayam adalah lauk yang pada umumnya diberikan oleh dermawan. “Biasanya 150 hingga 200 bungkus nasi kami bagikan,” tambahnya.
Komunitas ini memanfaatkan media sosial untuk mengkampanyekan gerakan berbagi dengan sesama. Facebook, Twitter, hingga Instagram mereka jadikan sebagai cara menyebarluaskan kegiatan mereka. Tak hanya itu, media sosial juga mereka jadikan sebagai cara untuk mengajak masyarakat bergabung dalam gerakan yang berawal dari Kota Kembang, Bandung ini.
Untuk bergabung dengan  komunitas Berbagi Nasi, masyarakat cukup datang langsung ke tempat mereka akan melakukan kegiatan. Berbagi Nasi akan menginformasikan waktu dan tempat  mereka berkumpul lewat media sosial mereka. Bagi anggota yang ingin bergabung tidak diwajibkan untuk membawa sumbangan.

Eko Ramdani

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Bumpy Roads toward State University of Legal Entities
Next post Bangunan Baru UIN Roboh, Ini Penyebabnya