Read Time:2 Minute, 18 Second
PALU –Untuk ketiga kalinya, Kapal Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali merapat di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu. Kali ini, Kapal Kemanusiaan kembali menggunakan pelayaran KMP Drajat Paciran dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Sabtu (27/10) petang, kapal melepas sauhnya dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dua hari dua malam perjalanan laut melintasi Selat Makassar, Kapal Kemanusiaan tiba di Kota Palu Senin (29/10) setelah azan Magrib. Bongkar muat kapal langsung dilakukan malam itu juga, dikebut hingga tengah malam untuk dipindahkan ke gudang logistik ACT tak jauh dari pelabuhan. Total bantuan logistik yang diangkut berjumlah 200 ton.
Sabtu (27/10) saat pelepasan kapal dari Tanjung Perak, Ponco Sri Aryanto selaku Kepala Cabang ACT Jawa Timur mengatakan, bantuan logistik yang dibawa oleh kapal kemanusiaan kali ini tidak hanya dari masyarakat Jawa Timur saja, melainkan juga dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bantuan juga berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur.
“Bantuan logistik yang bertolak dari Surabaya ini rata-rata merupakan kebutuhan paling mendesak bagi pengungsi gempa, likuefaksi, dan tsunami di tenda-tenda. Bantuan berupa makanan, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, peralatan bayi, dan lain lain,” jelas Ponco.
Tidak hanya memuat logistik ratusan ton, KMP Drajat Paciran juga mengangkut muatan kendaraan penyelamatan milik BPBD Jatim, juga relawan kemanusiaan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jatim.
Direktur ACT Sri Eddy Kuncoro menjelaskan, seluruh bantuan logistik yang tiba melalui jalur laut maupun darat, akan segera didistribusikan ke puluhan posko ACT di Kota Palu, juga di Kabupaten Siigi, Donggala, dan Parigi Moutong. Hingga Senin (29/10), sudah dibentuk 101 posko ACT di seluruh Sulteng.
“Bantuan logistik termasuk dari beberapa Kapal Kemanusiaan yang tiba di Pantoloan, langsung kami distribusikan. Sudah ada 1 posko induk ACT, 15 posko wilayah, 21 posko unit, 54 posko dapur umum, 1 posko medis, 1 posko food truck, 3 posko logistik, 4 posko Integrated Community Shelter, dan 1 posko ACT Humanity Store,” jelas pria yang akrab disapa Ikun ini.
Dalam beberapa hari ke depan, Ikun mengatakan bakal ada lagi Kapal Kemanusiaan keempat yang merapat di Pantoloan. “Kapal Kemanusiaan berikutnya datang dari Pelabuhan Belawan Medan. Kapal Kemanusiaan keempat ini diangkut menggunakan kapal kargo kontainer. Jumlahnya sekitar 500 ton,” ujar Ikun.
Bantuan juga datang dari Wilmar
Masih di hari yang sama, Senin (29/10) pagi, juga merapat bantuan kemanusiaan yang dipasok dari PT Wilmar Nabati Indonesia untuk ACT. Dikapalkan melalui Kapal Meratus Minahasa, bantuan logistik dari Wilmar diangkut dalam sembilan kontainer.
Erik Tjia, Director of Project and Technical PT Wilmar menjelaskan, seluruh bantuan logistik yang dititipkan lewat ACT merupakan barang produksi Wilmar.
Bantuan dari perusahaan minyak sawit terkemuka yang berpusat di Singapura itu meliputi beras 100 ton, minyak goreng 34,4 ton dan tepung 47 ton. “Beras yang kami berikan berkualitas premium yang dikemas dalam kemasan 5 kilogram, minyak goreng 1 liter dan tepung 1 kilogram,” papar Erik Tjia.
Shulhan Syamsur Rijal
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating