Read Time:2 Minute, 48 Second
Tidak ada kata terlambat untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan alam. KLH hadir untuk mengatasi hal tersebut agar alam tetap lestari.
Dewasa ini, sering dijumpai kerusakan alam di Indonesia akibat ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal itu menimbulkan kekhawatiran mengenai kelestarian lingkungan dari berbagai kalangan. Seperti halnya Komunitas Lindungi Hutan (KLH) yang terbentuk karena keresahan atas kerusakan lingkungan yang kian bertambah.
Humas KLH Cabang Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek) Bagus Nurcahyadi mengemukakan, mereka bergerak di bidang pelestarian lingkungan untuk penghijauan. KLH berada di bawah naungan Lindungi Hutan, sebuah start upyang melakukan penggalangan dana guna upaya penghijauan. Saat ini, KLH memiliki banyak cabang dan telah tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Riau, Bandung, Yogyakarta, Bogor, Jambi, Lampung, Makassar, Bali dan masih banyak lainnya.
Bagus mengatakan, relawan KLH Jadetabek berjumlah kurang lebih empat ratus orang. Para relawanberasal dari latar belakang berbeda, misal mahasiswa dan pekerja. KLH membuka peluang bagi seluruh masyarakat yang ingin berkontribusi untuk melestarikan alam. “Banyaknya cabang KLH bisa memudahkan siapa pun untuk bergabung,” tuturnya, Jumat (15/11).
Mengenai kegiatan, komunitas yang berdiri sejak awal 2018 ini turut mengadakan sosialisasi tentang pentingnya melakukan penghijauan dan menjaga kelestarian alam. Sosialisasi dilakukan di berbagai tempat seperti sekolah-sekolah atau taman kota sekitar Jadetabek. Selain itu, kegiatan rutin KLH adalah melakukan penanaman dan pembibitan pohon, serta mengadakan pemberdayaan lingkungan kepada masyarakat.
Menurut Bagus, kampanye menjadi aksi nyata komunitas ini untuk menggalakan penghijauan. Hal tersebut juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan. “Seluruh elemen masyarakat harus diberi edukasi dan kesadaran akan pentingnya merawat bumi ini,” ungkap pria asal Ciamis tersebut.
Lebih lanjut, Bagus menuturkan bahwa kendala yang dihadapi oleh KLH Jadetabek ini berupa tidak adanya pegunungan. Jadi, KLH Jadetabek menyiasati penghijauan dengan mengadakan penanaman pohon di hutan kota seperti Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat. Selain itu, KLH juga menanam pohon di pinggir Kali Pesanggrahan.
Tidak melulu menanam pohon di hutan atau pinggir kali, KLH Jadetabek kerap kali melakukan penanaman pohon bakau. Biasanya, lokasi penanaman bakau terletak di wilayah pesisir seperti di kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk. Penanaman bakau juga sebagai upaya memperbaiki kualitas lingkungan di ibu kota. Apalagi, mangrove sangat bermanfaat untuk menjaga erosi dan abrasi pantai.
Apabila makin banyak orang yang bergabung dalam KLH, semakin banyak pula hutan-hutan yang terawat dan terlindungi. Kegiatan KLH dilakukan demi bumi yang lebih baik. Kedepannya, Bagus berharap agar makin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya lingkungan yang hijau dan asri. Jika lingkungan hutan dirusak,maka manusia akan kesulitan untuk melangsungkan kehidupan. “Kalau nanti hutan gundul semua, yang repot anakcucu kita,” pungkasnya.
Salah satu relawan KLH, Mitasari, menuturkan dirinya tertarik bergabung dalam komunitas ini karena sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Dirinya melihat, alam ini sudah banyak yang rusak dan perlu untuk diperbaiki serta dijaga.
Baginya, menjadi relawan KLH memiliki keuntungan tersendiri karena bisa mendapatkan banyak teman yang memiliki visi misi yang sama di bidang lingkungan. Terlebih, ia mengungkapkan dengan tergabung di KLH, ia bisa lebih berkontribusi serta membangun kesadaran akan melestarikan alam. “Kesadaran masyarakat akan kelestarian alam masih kurang,” tutur Mita pada, Senin (18/11).
Sementara itu, kendala yang dihadapi selama Mita menjadi relawan adalah sulitnya mengatur kegiatan karena kesibukkan para relawan yang berbeda-beda. Namun, semua kendala itu pada akhirnya bisa teratasi. Dirinya pun berharap agar KLH kedepannya terus berkembang dan terus berkontribusi untuk melindungi alam. “Semoga manusia makin sadar akan kerusakan lingkungan,” pungkasnya.
Rizki Dewi Ayu
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating