Kiat Tingkatkan Literasi Sejak Dini

Kiat Tingkatkan Literasi Sejak Dini

Read Time:2 Minute, 19 Second
Kiat Tingkatkan Literasi Sejak Dini

Berawal dari rasa prihatin atas rendahnya minat baca di kalangan anak-anak panti asuhan serta minimnya akses informasi dan ilmu pengetahuan, kegiatan sosial Buku Berkaki (Buki) pun terbentuk. Kegiatan mereka diawali dengan melakukan Drop Buki, di mana buku-buku sumbangan dari masyarakat yang sebelumnya ditampung di Museum Kebangkitan Nasional disebarkan ke anak-anak. Kegiatan ini dilakukan agar anak-anak dapat mudah mengakses informasi, membaca, serta meminjam buku bacaan.

Berdiri sejak 30 September 2011, Ketua Buki Annisa Paramita Pratyanto mengatakan bahwa siapa saja boleh berdonasi dan tak ada batasan minimal buku. Krucil Buki—sebutan untuk relawan Buki—nantinya melakukan “Jemput Buki” dari donatur ke perpustakaan Buki. Syarat buku yang dapat didonasikan haruslah sesuai untuk kalangan anak-anak serta tak mengandung konten yang menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. “Sebab target kita sebagian besar adalah anak-anak bawah lima tahun hingga siswa sekolah menengah pertama,” tegas Annisa melalui WhatsApp, Rabu (23/12/2020).

Buki juga telah melakukan beberapa program lain guna meningkatkan minat baca anak, seperti Visit Buki dan Rolling Buki, yakni meminjamkan buku ke panti asuhan dan lapak pemulung atau anak jalanan. Tak hanya itu, program tersebut juga termasuk kegiatan literasi lainnya seperti mendongeng, membuat puisi, melakukan eksperimen sains sederhana, dan membuat keterampilan. Terdapat sekitar sepuluh lokasi yang rutin bergilir kami pinjami buku bacaan,ungkap Annisa.

Adapun program Buki lainnya seperti Inisiasi Taman Baca di daerah, Pop Up Library (sharing koleksi buku di ruang publik), serta Buku untuk Indonesia (donasi buku dari Buki untuk taman baca di pelosok nusantara). Baru-baru ini—tepatnya September 2020 lalu—Buki bersama International Humanity Foundation (IHF) melakukan donasi untuk membantu anak-anak belajar di saat pandemi. Tak hanya itu, kouta internet juga disediakan untuk mengikuti kelas online yang menjadi program IHF. “Karena saat itu Buki dan IHF sama-sama sedang melakukan penggalangan dana, kami pun berkolaborasi, jelas Ayu selaku Anggota IHF, Selasa (29/12/2020).

Buki juga memiliki perpustakaan di Museum Kebangkitan Nasional yang beroperasi setiap Sabtu pukul 8 pagi hingga 2 siang. Perpustakaan Buki biasa mengadakan Sinema Buki, kelas resensi, serta diskusi buku. Tak terbatas pada kegiatan literasi, Perpustakaan Buki juga kerap terlibat dalam berbagai kegiatan seni seperti latihan tari, gamelan, dan angklung gratis bersama dengan komunitas seperti Belantara Budaya. Namun karena pandemi dan renovasi museum, Perpustakaan Buku vakum dan ditutup untuk umum. “Sejak 2015, kita juga telah punya tempat menginapkan buku-buku kita,” jelas Annisa.

Dalam rangka perayaan ulang tahun Buki pada 7 hingga 15 November lalu, Buki tetap berbagi pengalaman dan informasi secara onlinemelalui Zoom dan YouTube. Situasi pandemi tak mengambat Buki untuk tetap memberikan manfaat ke khalayak umum. Ke depannya, Annisa berharap agar pengelolaan buku-buku donasi lebih terorgansir serta adanya regenerasi relawan untuk melanjutkan program-program yang telah berjalan sebelumnya. “Dengan ideide yang bernas, Buki akan terus dinikmati oleh masyarakat umum,” harapnya.

NM, IF

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Penerima Beasiswa KIP-K Keluhkan Prosedur Pemberkasan Previous post Penerima Beasiswa KIP-K Keluhkan Prosedur Pemberkasan
Broadway ala Amerika di Kota Tangerang Next post Broadway ala Amerika di Kota Tangerang