Mahasiswa PBSI UIN Jakarta mengadakan pestarama 8, dengan mengusung dramawan Arifin C. Noer. Acara ini menggambarkan, pentingnya melestarikan naskah dan sastra Indonesia.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (Pestarama) yang berlangsung di Aula Student Center (SC) pada 5-7 Juni dan 9-10 Juni bertempat di Taman Ismail Marzuki. Acara tersebut berupa panggung ekspresi, pementasan drama, pameran, semestarama.
Acara Pestarama 8 mengusung tema “Gelora Cipta Arifin C. Noer” dengan mengadaptasi ketiga karyanya yaitu Kapai-Kapai, Kocak-Kacik dan dalam Bayangan Tuhan. Setiap pementasan drama dan pameran dibalut dengan bahasa sastra indonesia yang mendalam dari karakteristik Arifin C. Noer dengan makna tersirat akan religiusitas, sosial, dan keabsurdan.
Pestarama ke-8 digelar oleh mahasiswa PBSI, acara puncaknya pada pada Jumat 9 Juni di Taman Ismail Marzuki. Menghadirkan Jose Rizal Manua, Jamal D Rahman, Didon W.S serta melibatkan keluarga Arifin C.Noer, dengan memberikan persembahan untuk Arifin C.Noer dan keluarga. Rangkaian acaranya meliputi perjalanan hidup Arifin C.Noer, perjalanan Pestarama, dialog kebudayaan, penampilan karya seni dari Balangga Carika, Pojok Seni Tarbiyah (Postar), dan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) .
Ketua Pelaksana Riski Nur Sarifah menjelaskan, acara ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan mahasiswa semester enam Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Jakarta. Keterlibatan Mata Kuliah Kajian Drama dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan melestarikan naskah, sastra Indonesia.
Riski menambahkan, bahwa pemilihan naskah berdasarkan negosiasi antarkelas serta menyesuaikan dengan pembawaan karakter para pemainnya. Ia pun mengatakan, Pestarama tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Rangkaian acara Pestarama kali ini berlangsung secara luring semua yang bertempat di Aula SC UIN Jakarta dan Taman Ismail Marzuki. “Tahun ini kita berhasil membawa pestarama ke ranah masyarakat umum,” jelasnya, Selasa (6/6).
Sutradara Azizah Suryani menuturkan tema dari berbagai pertunjukan memiliki makna tersendiri. Sedangkan pada tema Kapai-kapai mengibaratkan “Cermin Tipu Daya” sering dikaitkan dengan kebahagiaan kalangan bawah, padahal Cermin Tipu daya erat kaitannya dengan agama. Tanpa memandang status kalangan bawah maupun atas. “Cermin Tipu Daya merupakan sebuah kunci mencapai kebahagiaan bagi kalangan bawah ataupun atas tanpa tekanan dari siapapun,” tuturnya melalui WhatsApp, Sabtu (10/6).
Astari Ainunnisa Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menuturkan, menonton pestarama merupakan bentuk representasi kehidupan sastrawan, serta ia memberikan apresiasi pada mahasiswa yang mengaktifkanya. “Pestarama layak untuk dilestarikan semua generasi muda maupun tua,” ungkapnya, Selasa (6/6).
Reporter: DS
Editor: M. Naufal Waliyyuddin