Read Time:2 Minute, 38 Second
Judul : Negeri Tanpa Telinga
Sutradara : Lola Amaria
Tahun : 2014
Durasi : 110 menit
Genre : Komedi, Drama
Sebagai tukang pijit, Naga (Teuku Rifni Wikana) merasa hidupnya makin lama makin menyakitkan. Bagaimana tidak, pekerjaannya kerap kali diselingi dengan keluhan para pelanggannya. Mulai dari tukang ojek, jurnalis, bahkan petinggi negara selalu membicarakan masalahnya kepada Naga.
Cerita dimulai saat Partai Amal Syurga tengah melakukan konspirasi berupa kerja sama dengan importir daging domba. Demi memuluskan kerja sama ini, mereka memanipulasi uang negara. Partai yang diketuai oleh Ustaz Etawa (Lukman Sardi) ini juga menggunakan simbol agama sebagai kedok untuk melaksanakan tindakannya.
Selain Partai Amal Syurga, Partai Martobat juga melancarkan aksinya menjelang suasana Pemilihan Presiden (Pilpres). Mereka tengah mengusung Piton Wangsabala (Ray Sahetapy), yang sekaligus jabatannya Ketua Partai Martobat, untuk menjadi Presiden Republik Indonesia.
Dalam aksinya, ia dibantu oleh tiga orang. Mereka adalah Joki Ringkik (Rukman Rosadi), Marmood (Tanta Ginting), dan Tikis Queenta (Kelly Tandiono). Joki dan Marmood sama-sama berasal dari partai yang sama dengan Piton. Sedangkan Tikis adalah anggota legislatif sekaligus pelobi handal. Mereka juga mengusung proyek Wisma Khayangan yang diharapkan bisa menjadi sumber dana dalam kampanye Piton.
Konspirasi dua partai tadi ternyata sudah tercium oleh Lembaga Pemberantas Korupsi, Kapak. Tak hanya itu, kasus ini juga menjadi perhatian Chika Cemani (Jenny Zhang) yang menjabat sebagai host sebuah program televisi. Lewat acaranya, Chika pun melakukan investigasi dengan beberapa narasumber.
Salah satu narasumbernya adalah Tikis. Jika sebelumnya ia mendukung Piton, namun kali ini ia menjadi oposisi bagi Ketua Partai Martobat. Sebab, ia merasa usahanya tak dihargai oleh Piton. Oleh karenanya, ia membeberkan semua informasi yang ia tahu kepada Chika.
Setelah mendengar jawaban Tikis, Chika langsung klarifikasi ke Piton. Piton yang dari awal berusaha bermain bersih ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Semua gelagatnya ternyata sudah diketahui Chika. Sebagai seorang politikus, ia menampik semua pertanyaan Chika.
Hal ini pun berujung pada terlibatnya Kapak dalam menghadapi kasus Piton. Awalnya, Kapak hanya menangkap Tikis, Joki, dan Marmood. Saat diwawancarai, Tikis mengaku bahwa dalang dari semua ini adalah Piton. Kapak pun langsung menangkap Piton.
Peristiwa inilah sebenarnya sudah diketahui oleh Naga. Pekerjaannya sebagai tukang pijat sekaligus pendengar dari keluh kesah pasiennya, terutama cerita dari sang politikus itu sendiri. Mulai dari transaksi busuk hingga urusan rumah tangga menjadi perbincangan yang biasa Naga dengar.
Oleh karenanya, Naga pun muak dengan semua ini. Ia mendatangi dokter Sangkakala (Landung Simatupang) untuk merusak gendang telinganya demi menghilangkan frustrasinya. Namun, dokter menolak karena hal tersebut tak sesuai dengan kode etik. Pada akhirnya, Naga sendiri yang menghancurkan gendang telinganya.
Film ini diangkat dari potret politik yang ada di Indonesia saat ini. Demi mendapatkan apa yang diinginkan, para pejabat politik rela menghalalkan segala cara. Setiap niat negatif muncul dalam diri seseorang, maka hasil yang didapat juga negatif. Sebelum membahas suatu permasalahan, kita harus melihat lawan bicara. Sebab, tak semua orang bisa menerima apa yang kita keluhkan.
Lihat review-nya disini:
LH
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating