Menyambung Mimpi Seorang Ayah

Read Time:3 Minute, 57 Second



Seorang ayah terkadang memaksa untuk melakukan apa yang putrinya tak ingin lakukan, namun dibaliknya tersirat masa depan terbaik apa yang putrinya tak bisa bayangkan.

Balali, Haryana 1988. Seorang laki-laki tampak kecewa melihat siaran televisi yang menayangkan kekalahan India dalam cabang olahraga gulat kelas 72 kg. Kekalahan tersebut dianggap riskan mengingat gulat merupakan olahraga populer di India. Di sebelahnya berdiri pula seorang laki-laki yang turut mengomentari pertandingan gulat tersebut. Merasa tersinggung dengan isi komentarnya, laki-laki yang tampak kecewa tadi mengajaknya untuk bertanding gulat. Tanpa disangka, laki-laki itu pun memenangkan gulat tak resmi itu.

Adalah Mahavir Singh Phogat (Aamir Khan) seorang atlet yang telah lama meninggalkan dunia gulat. Dia terpaksa meninggalkan gulat karena sebenarnya dahulu Mahavir ingin sekali mempersembahkan medali emas untuk negaranya. Sayangnya mimpi Mahavir terputus karena orang tuanya yang menyuruhnya untuk bekerja dibandingkan mengumpulkan medali kemenangan.

Pada malam hari, Mahavir menatap medali penghargaan miliknya yang tergantung di dinding. Dia berkata kepada istrinya Daya Kaur (Sakshi Tanwar) agar anak-anaknya kelak dapat melanjutkan mimpinya yang dulu sempat terkubur. Namun ternyata istrinya malah melahirkan anak perempuan. Mahavir hampir putus asa, ia mencoba mengikuti semua nasihat masyarakat desanya agar dapat anak laki-laki. Namun nasib tak berpihak kepadanya, istrinya lagi-lagi melahirkan anak perempuan begitupun dengan anak ketiga dan keempat.

Suatu hari, datanglah orang tua yang mengatakan bahwa anak laki-lakinya babak belur karena ulah anak Mahavir, yaitu Geeta (Fatima Sana Shaikh) dan Babita (Sanya Malhotra). Mahavir tersenyum puas, ia mengatakan pada istrinya kalau gulat mengalir dalam darah Geeta dan Babita. Mahavir ingin melatih Geeta dan Babita menjadi seorang pegulat, awalnya istrinya menolak, namun akhirnya ia setuju dengan syarat hanya melatih Geeta dan Babita selama satu tahun, jika gagal maka ia tidak akan melatih gulat lagi.

Bukan hal mudah untuk meneruskan nitanya. Penduduk desa mulai mencemooh dan mengejek Mahavir, bagaimana bisa seorang gadis diajarkan gulat yang biasanya dilakukan oleh laki-laki. Bagi masyarakat India pada umumnya, perempuan seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Di sisi lain Geeta dan Babita pun harus menerima perlakuan tegas dari Sang ayah. Karenanya Geeta dan Babita mulai menyerah pada sikap ayahnya yang memperlakukannya seperti laki-laki dan memaksakan untuk meneruskan mimpinya. Namun temannya justru berkata bahwa ia iri terhadap ayah Geeta dan Babita karena sangat memperhatikan masa depan anak-anaknya. Karena di desanya, seorang perempuan dituntut untuk mengurus rumah tangga dan membesarkan anak-anak.

Geeta dan Babita pun mulai menyadari akan perhatian ayahnya. Mereka mulai  mengikuti pertandingan sepenuh hati dan Berakhir pada kemenangan. Hingga akhirnya ia masuk dalam tim nasional junior. Yang dahulu sering diejek, malah berbalik menjadi kebanggaan di lingkungannya. Selang beberapa tahun Geeta beranjak dewasa kini Ia mulai masuk dalam tim nasional. Ia pun dikirim ke Patiana untuk berlatih dibawah bimbingan pelatih tim nasional. Berbagai teknik baru mulai diajarkan di dalam gulat. Pelatih baru pun ditunjuk, dan teori yang diajarkan Mahavir pada Geeta tidak diperbolehkan karena dianggap kuno.

Selama di Patiana Babita yang turut masuk Tim Nasional India, mulai melihat banyak perubahan dari sikap kakaknya.  Ia yang kecewa, berusaha menasihati kakaknya. Namun Geeta memilih sikap tak peduli. Saat pertandingan, Geeta gagal meraih medali internasional dan perlahan mulai menyadari kesalahannya. Babita pun meminta kakaknya agar menelpon sang ayah untuk meminta maaf. Suasana dramatis ketika Geeta meminta maaf pada ayahnya lewat telepon.

Waktu pun berlalu, Geeta dan Babita mempersiapkan diri untuk turnamen Commonwealth games, di mana atlet terbaik India bertanding melawan atlet dunia. Mahavir melatih Geeta secara diam-diam. Namun pelatih mengetahuinya, ia tak senang dan melarang Mahavir memasuki kawasan pelatihan. Mahavir tak menyerah, Ia pun memberikan instruksi pada Geeta lewat telepon. Akhirnya Geeta masuk final berkat instruksi dari ayahnya.

Pelatih yang melihat sikap Mahavir mulai menyusun rencana. Pada pertandingan final akhirnya pelatih membuat Mahavir terkurung di suatu ruangan agar ia tidak bisa memberikan instruksi lagi kepada Geeta. Selama bertanding Geeta tak dapat berkonsentrasi. Namun pada akhirnya Geeta menang di detik-detik terakhir.  Mahavir yang resah menanti kabar pertandingan mendengar lagu kebangsaan India yang dinyanyikan. Mahavir yang saat itu masih terkurung mendengarnya dan merasa bangga atas pencapaian anaknya.

Film ini diangkat dari kisah nyata dimana Mahavir mematahkan stereotip masyarakat bahwa perempuan hanya bisa bekerja di dapur dan mengurus anak-anak. Film ini menjadi inspirasi bagi perempuan India untuk terjun dalam dunia gulat. Film ini juga menjadi film ke dua produksi Aamir Khan yang terlaris sepanjang masa.

Dalam film ini terkandung makna yang mendalam terhadap hubungan seorang ayah kepada anaknya. Seorang ayah memang kadang mengabaikan keinginan putrinya, namun dibalik semua itu, seorang ayah ingin yang terbaik untuk masa depan putri-putrinya.


Judul Film               : Dangal
Sutradara                 : Nitesh Tiwari
Durasi                      : 160 menit
Tanggal rilis             : 23 Desember 2016

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Mahasiswa Penerus Spirit 1998
Next post Menilik Transformasi Penerapan Sistem UKT