Siti Heni Rohamna
Read Time:2 Minute, 25 Second
Sejak lama dongeng menjadi media hibur anak. Sajian ceritanya dapat menjadi pembangkit pola pikir. Gambar, karakter dan cerita menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak.
Bagi kalangan mapan, mungkin menjadi hal yang mudah membeli beragam buku cerita. Mulai dari yang kisah nyata, cerita rakyat hingga fiksi. Akan tetapi hal berbeda dirasa bagi mereka kalangan bawah. Jangankan buku dongeng, untuk jajan anak sekalipun dirasa akan sulit terpenuhi. Hal itulah yang membangkitkan Emmanuella Mila mendirikan komunitasnya.
Berangkat dari kecintaannya terhadap dongeng anak, wanita yang akrab disapa Mila mendirikan Komunitas Rumah Dongeng Pelangi (RDP). Awalnya, cerita dongeng Mila tuturkan untuk anaknya yang masih belia, bahkan sejak masih dalam kandungan. Hasil mulai dituai, kelancaran bicara anaknya lebih cepat, senang membaca buku hingga interaksi sosial yang baik.
Sejak itu Mila berpikir untuk berbagi cerita dongeng ke orang lain, khususnnya ke anak-anak. Rutinitas yang ia lakoni mendapat respons positif dari banyak pihak. Kerabat Mila pun ingin bergabung, turut mengedukasi anak-anak melalui kisah dongeng.
Resmi didirikan pada tahun 2010, komunitasini memiliki berbagai program. Dongeng Charity salah satunya. Program ini mengunjungi panti asuhan, sekolah, anak berkebutuhan khusus hingga anak jalanan setiap satu bulan sekali untuk menuturkan cerita dalam buku dongeng. Sederhana tujuannya, ingin berbagi ceria lewat cerita. Tak hanya cerita, RDP pun berbagi makanan bagi mereka yang membutuhkan.
Selain Dongeng Charity, ada juga Panggung Boneka Bagi 1000 Anak Indonesia. RDP mengunjungi tempat pendidikan anak usia dini yang siswanya mayoritas tidak mampu. Melalui cara ini, RDP menawarkan solusi baru, yaitu belajar lewat mendongeng.
Ada juga Satu Kakak Satu Adek. Program ini diijalankan dua kali dalam setahun dengan mengajak anak-anak panti asuhan berkreasi. Satu diantara yang khas dari program ini, relawan akan menemani anak-anak selama satu hari penuh. Bukan hanya bermain, nonton bioskop bersama juga dilakukan sebagai sarana edukasi.
Selain aksi langsung ke anak-anak, Mila juga sering mengisi lokakarya berkaitan dengan mendongeng. Di September ini misalnya, workshopbakal digelar di Bekasi. “Pernah juga beberapa kali diundang mendongeng di luar kota,” ucap Mila, Kamis (13/9).
Menjelang hari besar agama, seperti Ramadhan atau hari natal, RDP mengadakan program Ramadhan dan Christmast Bucket List. Melalui program ini, anak-anak disuruh menulis daftar keinginan mereka. Selanjutnya, RDP mempublikasikan lewat media sosial. “Masyarakat boleh mengirimkan hadiah ke tempat kita, nanti kita tentukan kapan hadiah akan diberikan kepada anak-anak,” ungkap Mila.
Sampai hari ini, tak kurang 600 relawan tergabung di RDP. Sosial media digunakan untuk menjaring mereka yang ingin bergabung dan peduli kepada sesama. Cukup dengan mengirim biodata singkat dan hadir di wawancara, mereka sudah bisa bergabung. Dalam merekrut anggota, komunitas ini juga berafiliasi dengan situs Indorelawan.org.
Mila yang juga aktif menulis skenario di berbagai stasiun TV inimengharapkan agar dongeng tidak hanya sebagai sarana hiburan. Namun lebih dari itu, edukasi bagi anak-anak juga akan terbangun lewat kebiasaan bertutur ini.“Dongeng sangat universal, dan bisa diterima oleh seluruh elemen, utamanya anak-anak,” ungkap perempuanjebolan Institut Kesenian Jakarta ini.
Average Rating