Desak Pemerintah Prioritaskan Darurat Iklim

Desak Pemerintah Prioritaskan Darurat Iklim

Read Time:1 Minute, 50 Second

Kondisi iklim di Indonesia jauh dari kata ideal. Aktivis menggelar aksi untuk mendesak penanganan krisis iklim. Krisis iklim diharapkan menjadi topik prioritas pada Pemilu.

Aksi Global Climate Strike yang diselenggarakan di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, berjalan penuh semangat. Sekitar jam 14.00 WIB, para pemuda bergerak dari titik temu di Balai Kota menuju lokasi aksi. Sesampainya di sana, mereka bergantian melakukan orasi terkait isu krisis iklim yang terjadi jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Aksi bertajuk “Lawan Penguasa Zalim, Tegakkan Keadilan Iklim” berlangsung pada Jumat (3/3). Aksi dihadiri oleh berbagai kelompok pemuda di antaranya Greenpeace Indonesia, Jeda Untuk Iklim, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, Kepresidenan Mahasiswa (Kepresma) Universitas Trisakti, serta para aktivis lingkungan. Selain di Jakarta, penyelenggaraan aksi ini juga dilakukan serentak dan tersebar di 14 wilayah Indonesia lainnya.

Aktivis dari Koalisi Jeda untuk Iklim, Rafaela menuturkan tiga tuntutan aksi terkait krisis iklim. Pertama, desakan kepada pemerintah untuk segera mendeklarasikan darurat iklim. Kedua, harapan bahwa politik 2024 dapat memprioritaskan krisis iklim dan lingkungan. Ketiga, penolakan terhadap solusi palsu yang tidak menyelesaikan masalah lingkungan.

Rafaela menjelaskan kondisi iklim di Indonesia yang jauh dari kata ideal, harapannya seluruh elemen masyarakat dapat ikut serta menyuarakan hal ini. “Tanpa ada dorongan dari masyarakat, akan sulit mewujudkan hal ini. Kalau bergerak bersama, kita dapat mewujudkan keadilan iklim,” ujar Rafaela, Jumat (3/3).

Luqman Mufid Musyary, Perwakilan Kepresma Universitas Trisakti mengatakan Perppu Cipta Kerja juga berdampak pada sektor lingkungan. Oleh karenanya, mahasiswa Universitas Trisakti membawakan isu tersebut dalam aksi penolakan Perppu Cipta Kerja beberapa waktu lalu. “Selain poin utama Perppu Cipta Kerja, kami juga menyuarakan pelestarian lingkungan dan darurat krisis iklim,” tutur Luqman, Jumat (3/3).

Ketua Bidang Advokasi Lingkungan Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan-Kembara lnsani lbnu Battuttah (KMPLHK-Ranita), Feby Nur Evitasari menyatakan  adanya keterkaitan antara isu iklim dengan kejadian bencana yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, krisis iklim turut menjadi faktor timbulnya bencana.

Feby mengatakan bahwa anak muda dapat turut mencegah dampak krisis iklim, bahkan dimulai dari hal-hal kecil. Misalnya dengan memperhatikan penggunaan air serta memprioritaskan penggunaan transportasi publik. “Kita perlu turut belajar, mengkaji, dan mengkritisi kebijakan yang dibuat pemerintah, khususnya dalam isu lingkungan,” tambahnya, Jumat (3/3).

Reporter: SDC

Editor: Nurul Sayyidah Hapidoh

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Pentas Seni Postar Usung Tema Angkasa Previous post Pentas Seni Postar Usung Tema Angkasa
Kepemimpinan Amany Usai, Asep Menyusun Strategi Next post Kepemimpinan Amany Usai, Asep Menyusun Strategi