Edukasi Mahasiswa tentang Penegakan HAM

Edukasi Mahasiswa tentang Penegakan HAM

Read Time:1 Minute, 56 Second
Edukasi Mahasiswa tentang Penegakan HAM

Forum Diskusi Interpelago gelar Festigo. Grand Talkshow sebagai penghujung acara beri gambaran tentang tantangan penegakan HAM di Indonesia.


Forum Diskusi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta—Interpelago menggelar Grand Talkshow Festival Interpelago (Festigo), Rabu (20/6). Kegiatan bertempat di Aula Madya lantai satu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta. Agenda itu mengusung tema “Uncovering The Challeges: Examining The Evolution of Human Rights in Indonesia”. 

Kegiatan ini turut menghadirkan pembicara yaitu Titi Moektijasih—Humanitarian Affairs Analyst di United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA). Selain itu, Muhammad Isnur— Ketua Umum Pengurus Yayasan LBH Indonesia (YLBHI), dan Fatum Ade—coordinator of Advocation Team at Indonesian Mental Health Association (IMHA) juga turut hadir.

Sebelum Grand Talkshow, Festigo telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan lainnya seperti Career Class, Sign Language Class, dan Festmun sepanjang periode bulan Juni. Festmun sendiri merupakan simulasi Model United Nations (MUN) yang memungkinkan partisipan untuk berperan sebagai diplomat dan mewakili negara yang ditugaskan. 

Ketua Pelaksana Festigo, Madarina Azharan mengatakan, terselenggaranya talkshow tersebut bertujuan menambah pemahaman mahasiswa terkait revolusi penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia melanjutkan, kegiatan Festigo sudah ada sejak 2020. Menurutnya, civitas academica memberikan respon positif terhadap kegiatan Festigo.

“Interpelago memberikan khalayak umum terkait pengembangan kemampuan hingga wawasan terkait hubungan internasional,” ungkapnya, Kamis (20/6). 

Mahasiswa Program Studi (Prodi) HI, Rizqy Maulana merasa puas terhadap diskusi yang diselenggarakan festigo. Terlebih, narasumber yang hadir menurutnya sangat tepat untuk menjadi pembicara. “Ini merupakan kali pertama saya menghadiri diskusi dengan membahas HAM di Indonesia,” sebutnya, Kamis (20/6). 

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Wildan Miftahudin mengaku ingin tahu dengan evaluasi HAM di Indonesia. Diskusi ini menjadi pemantik bagi mahasiswa agar menciptakan konsep advokasi baru untuk bisa mendamaikan berbagai macam kasus HAM. 

“Mahasiswa dapat menciptakan advokasi dengan cara Gen-Z untuk bisa mendamaikan HAM, karena pendekatan yang paling baik adalah pendekatan yang paling pas dengan cara Gen-Z itu sendiri,” tuturnya, Rabu (19/6). 

Wildan menambahkan, Gen-Z dapat menggunakan media yang kian bertambah untuk mengungkap permasalahan-permasalahan HAM di Indonesia. Gen-Z juga bisa menggunakan sosial media untuk mengampanyekan regulasi terkait pelanggaran HAM, hukum HAM, komnas HAM, dan sebagainya. “Jangan sampai yang tersebar di luar kasusnya saja tapi advokasi atau penyuluhan dari Gen-Z tidak ada,” pungkasnya.

Reporter: HUC
Editor: Shaumi Diah Chairani   

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Rekomendasi Tempat Jajan Populer Mahasiswa Previous post Rekomendasi Tempat Jajan Populer Mahasiswa
Budaya Betawi, Identitas Kota Jakarta Next post Budaya Betawi, Identitas Kota Jakarta