Para pembicara sedang menyampaikan materi dalam acara diskusi publik ‘Counter Neo-Komunisme dalam Perspekif Intelektual Kampus’ di Gedung Kopertais, Selasa (2/7) |
UIN Jakarta, INSTITUT, Pada 12 Maret 1966 Soeharto mengeluarkan perintah pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) dan melarang segala hal yang berhubungan dengan komunis. PKI adalah partai terlarang di Indonesia.
Meskipun begitu, menurut pengamat komunisme di Indonesia, Alfian Tanjung, komunis tidak pernah benar-benar mati. Justru itu merupakan proses kebangkitan kembali PKI. “Walaupun PKI sudah rusak berkeping-keping, tapi itu hanya bersifat sementara,” jelasnya, Selasa (2/7).
Menurut Alfian, kebangkitan PKI sudah terorganisir. Hal itu terbukti dari banyaknya kelompok-kelompok pendukung PKI yang telah tersebar di berbagai kalangan. Seperti buruh, petani, mahasiswa, wartawan, aparat, birokrat, legislatif, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), budayawan, agamawan, Organisasi Masyarakat (Ormas)/ Partai Politik (Parpol) yang berinfiltrasi secara simultan.
Mengenai banyaknya pendukung PKI, Alfian mengatakan, komunis telah melakukan sepuluh langkah guna memunculkan kembali eksistensinya. Pertama, adanya kemunculan kelompok-kelompok studi sebagai kompensasi gerakan mahasiswa kiri. Kedua, kemunculannya sangat simpatik terkait isu-isu kerakyatan dalam bentuk advokasi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Ketiga, penataan gerakan dengan landasan kritik-autokritik yang diwujudkan dengan gerakan organisasi tanpa bentuk. Keempat, memantapkan ideologi perjuangan komunisme. Kelima, kemunculan lembaga formal, seperti LSM dan Ormas. Keenam, penguasaan jaringan di kalangan jurnalis. Ketujuh, munculnya secara terbuka Partai Rakyat Djelata (PRD) dan terbitnya buku ‘Aku Bangga Jadi Anak PKI’.
Kedelapan, masuknya sekitar 61 orang kader PKI ke dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan lembaga legislatif di jenjang provinsi dan kota. Kesembilan, peran-peran publik. Terakhir, kondisi yang membiarkan berkembangnya paham ideologi komunisme. Hal tersebut disampaikan Alfian dalam acara diskusi publik yang bertema Counter Neo-Komunisme dalam Perspektif Intelektual Kampus di Gedung Kopertais, Selasa (2/6).
Selain itu, ia mengungkapkan, banyak cara yang dilakukan PKI menuju kebangkitannya. Salah satunya mereka (PKI) telah mempersiapkan agenda penting menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. “Mereka sering melakukan pertemuan secara intensif antar sesama kader,” papar pengamat komunisme di Indonesia.
Sementara itu, PKI pun telah menata infrastruktur untuk organisasi mereka dengan mendirikan tiga jalur gerakan. Pertama, PKI ilegal. Kedua, liga komunis, dan ketiga, Partai Demokratik Patriotik Indonesia (PDPI). Ia menambahkan, untuk mempercepat kebangkitannya, mereka berusaha membungkam seluruh pihak di luar PKI.
Menurut Alfian, terkait kemunculan kelompok-kelompok komunis, ia menyarankan adanya gerakan untuk melawan PKI. Gerakan itu antara lain, mempertahankan landasan Undang-undang (UU) dan peraturan-peraturan lain seperti, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang haramnya ideologi komunisme di muka bumi ini. Terakhir, membangun kembali kesatuan aksi dari berbagai profesi sebagai bentuk perlawanan rakyat semesta. (Nurlaela)
Average Rating