Kreatif adalah Hak Segala Bangsa

Read Time:2 Minute, 16 Second

Sebagai orang yang hidup di era globalisasi, kebanyakan pemuda saat ini pasti sudah tidak asing lagi dengan dunia desain serta fotografi. Meski begitu, faktanya, hingga kini banyak pemuda yang justru tidak punya nyali untuk mendalami ranah aktualisasi ide kreatif tersebut. 
 

Bukan tidak tertarik dengan dunia desain dan fotografi, namun dalih tidak kreatif, tidak memiliki bakat menggambar, serta tidak memiliki latar belakang sebagai lulusan sekolah desain seringkali berhasil membuat sejumlah orang urung untuk berkecimpung dalam dunia ide kreatif tersebut.

Namun, hal ini tidak berlaku bagi Zulkifli Tanjung, salah satu anggota komunitas seni visual di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Komunitas Pandora Squad.

Hadir sebagai salah satu pembicara dalam seminar Pandora Workshop bertajuk Design Photography Workshop di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Kamis (26/9), pria yang akrab disapa Izul ini mengatakan, sebenarnya dunia ide kreatif hanya menuntut kreativitas. Namun sayangnya, selama ini konsep kreatif yang dipahami sebagian besar orang telah salah kaprah. 

Izul menegaskan, kreativitas bukanlah hal yang didapatkan secara genetis, melainkan hal yang dapat dilatih. “Kreatif adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka alasan untuk tidak kreatif di atas dunia ini harus dihapuskan,” papar Izul. 

Bagi mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta ini, kreatif dapat dilatih dengan belajar meniru, mencari referensi, serta berpikiran anti-mainstream atau yang biasa disebut dengan istilah think out of the box

Dalam acara tersebut, mahasiswa yang pernah menjuarai kompetisi poster anti korupsi yang diadakan oleh Suara Pemuda Anti Korupsi (SPEAK) pada tahun 2010 ini mencontohkan tentang desain poster bertemakan anti-korupsi. Izul memaparkan bila mendengar tema anti-korupsi, sebagian besar orang akan berpikir untuk meletakkan gambar uang, tikus, dan semacamnya dalam desain poster tersebut.  

 Namun bagi pria yang mengaku tidak memiliki keahlian menggambar ini, isi poster anti korupsi bisa disiasati dengan menganti gambar menjadi kata-kata. Menurutnya, poster tidak harus berisikan gambar. Dengan berpikiran out of the box, kata-kata pun dapat menghiasi poster tanpa mengurangi fungsi poster sebagai sarana penarik perhatian serta pemberi informasi pada khalayak. 

Dalam seminar tersebut, selain pemaparan mengenai kreativitas dalam dunia seni visual, Izul juga memaparkan serba-serbi pembuatan poster. Mulai dari tipografi, warna, serta layout poster. Lebih lanjut pemaparan singkat fotografi dan teknik photoshop juga dijabarkan dalam seminar yang diprakarsai Komunitas Pandora Squad tersebut. 

Salah satu peserta seminar, Salamah, mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa dari seminar tersebut banyak sekali pengetahuan baru yang ia dapat mengenai bagaimana mengolah kreativitas dalam dunia desain, fotografi serta Photoshop. 

“Saya sangat tertarik untuk bergabung dengan Komunitas Pandora Squad. Meski saya bukan mahasiswa jurusan desain grafis, namun dalam era digital seperti saat ini, ilmu mengenai desain serta fotografi rasanya sangat penting untuk dikuasai,” ujarnya.(Adea  Fitriana)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post TABLOID EDISI 27
Next post Corak Keberagamaan dalam Dunia Profesional