Rahasia di Balik Intelijen

Read Time:1 Minute, 58 Second


Judul      : Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan
Penulis   : Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si.
Penerbit  : PT Gramedia Pustaka Utama
Isi           : 220 halaman
Terbit      : April 2013
ISBN      : 978-979-22-8954-1

“Intelijen adalah informasi yang dikomunikasikan, dengan kata lain, informasi yang tidak lagi hanya terdapat di benak seseorang, tetapi telah disampaikan kepada orang lain. Di badan-badan yang mengkhususkan diri pada kegiatan ini, intelijen didefinisikan sebagai informasi yang telah dievaluasi, informasi yang kredibilitas, makna, dan derajat kepentingannya telah dinilai dan ditetapkan.” (Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan hal. 25).

Paragraf di atas merupakan salah satu petikan dalam buku berjudul Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan. Biasanya, Intelijen bergerak di bawah tanah dalam menyampaikan informasi. Sehingga, banyak konotasi negatif muncul dari masyarakat terhadap keberadaan intelijen.

Melalui buku ini, penulis menjabarkan seluk beluk intelijen untuk menghapus paradigma negatif masyarakat terhadap lembaga yang dianggap penuh rahasia. Buku dengan tebal 220 halaman ini mengungkap secara tuntas keberadaan intelijen, khususnya Intelijen Keamanan yang berada di lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Guna mencegah terjadinya ancaman secara mendadak, keberadaan intelijen begitu dibutuhkan. Intelijen mampu bertindak sebagai mata dan telinga bagi pembuat kebijakan. Maksudnya, intelijen menjadi sumber informasi bagi pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan.

Terdapat beberapa sumber yang menjadi bahan rujukan intelijen dalam mengumpulkan informasi, yakni yang bersifat terbuka maupun tertutup. Terbuka di sini maksudnya intelijen bisa memperoleh informasi secara bebas melalui saluran komunikasi antar personal, kelompok, maupun media massa.

Sedangkan komunikasi secara tertutup, berarti intelijen menggunakan sistem komunikasi klandestin yaitu pola komunikasi yang menuntut kerahasiaan dalam proses pengiriman pesan antara intelijen. Akibatnya, informasi yang dikirimkan tidak jatuh ke tangan lawan.

Guna mendukung kelancaran komunikasi, intelijen membentuk sebuah jaringan. Pembentukan jaringan intelijen dilakukan secara bertahap mulai dari pencarian calon agen hingga pelaporan intelijen.

Pencarian agen intelijen dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap keahlian dan kemampuancalon agen. Tak hanya itu, pekerjaan, hobi, hubungan dengan orang lain, kelemahan, pendapatan, dan kejahatan yang pernah dilakukan oleh calon agen juga diselidiki.

Dalam buku ini, Susaningtyas mengupas permasalahan mengenai dunia intelijen yang tidak diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Kelihaian penulis mendapatkan sumber-sumber yang pernah terjun langsung dalam jaringan intelijen menambah keakuratan informasi yang disajikan. Sehingga buku ini sangat direkomendasikan bagi masyarakat luas untuk menambah kekayaan berpikir bahwa jaringan intelijen tidak selamanya negatif.

Rifka Indi*

*Penulis adalah mahasiswi Manajemen FEB UIN Jakarta

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perubahan Gelar Lulusan Universitas Islam
Next post Pencuri Tertangkap Basah di FITK