Read Time:2 Minute, 46 Second
Judul Buku : Kim Jong-un: Si ‘Gila’ dengan Nuklir di Tangannya
Penulis : A. Yogaswara, dkk.
Penerbit : Narasi
Cetakan : Pertama
Jumlah halaman : 234 halaman
Tahun terbit : September 2015
Kisah-kisah para pemimpin diktator dari masa ke masa memberikan sebuah kesan yang tak luput oleh zaman. Mulai dari Nero di Zaman Romawi, Hitler dari Negara Jerman, dan Stalin dengan pengaruhnya di Negara Uni Soviet. Tak hanya kisah hidupnya yang mencengangkan dunia melainkan ideologi mereka yang hingga Abad 21 masih diterapkan di berbagai negara.
Adalah Kim Jong-un pemimpin diktator Negara Korea Utara yang menerapkan beberapa kebijakan terkenal kejam dan cenderung aneh. Seperti eksekusi mati pada Menteri Pertahanan Korea Utara, Hyon Yong-chol dikarenakan tidur saat rapat. Selain itu ia juga menghukum 10 pejabat yang kedapatan menonton drama dari musuh bebuyutannya yaitu Negara Korea Selatan.
Tak berhenti sampai di situ, pamannya dibunuh dengan mengumpankannya kepada anjing serta bibinya dibunuh menggunakan racun. Demi mengamankan kekuasaannya, ia tega membunuh keluarganya sendiri. Sampai ia mewajibkan seluruh rakyat Negara Korea Utara memotong rambut ala Kim Jong-un. Ironis, tak ada satupun rakyat yang berani memprotes tindakan sewenang-wenang anak bungsu Kim Jong-il ini.
Sikap otoriter Kim Jong-un tak lain berawal dari kakeknya, Kim Il-sung juga Kim Jong-il pemimpin Negara Korea Utara di masa sebelumnya. Saat kepemimpinan mereka terkenal otoriter dan kerap menyengsarakan rakyat dalam beberapa kebijakannya. Contohnya penerapan ideologi Juche, yaitu turunan dari ideologi Marxisme dan Leninisme.
Ideologi Juche pun diterapkan oleh Kim Jong-un sampai saat ini. Di mana praktiknya ideologi ini bermakna bahwa Negara Korea Utara tidak membutuhkan negara lain. Imbasnya, mereka merasa mampu untuk mengurus negaranya sendiri baik ekonomi, teknologi, dan keamanannya. Menyebabkan Negara Korea Utara terisolasi dengan dunia kecuali negara sekutunya yaitu Negara Tiongkok dan Rusia.
Lantaran merasa terkucil dari dunia internasional, mulai dari masa pemerintahan Kim Jong-il yang lebih menekankan kebijakan militer ketimbang ekonomi. Hal ini tercermin dari beberapa program pembuatan rudal nuklir mulai dari jarak dekat hingga jarak jauh 16.000 km. Imbas dari program nuklir ini banyak rakyat Negara Korea Utara menderita kelaparan karena besarnya anggaran negara untuk militer. Tak sedikit rakyatnya memilih pergi ke Manchuria, China.
Akan tetapi, muncul perbedaan positif di masa pemerintahan Kim Jong-un. Dalam bidang ekonomi dengan berkiblat pada sistem perekonomian China. Seperti, pemberian kebebasan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Bertujuan untuk membuat perekonomian Negara Korea Utara lebih baik.
Gambaran baru oleh penulis A. Yogaswara bahwa di balik kediktatoran para pemimpin Negara Korea Utara nyatanya membuat rakyat lebih patuh dan mengakui kekuasaan pemimpinya. Ia juga menyisipkan sisi baik dari seorang Kim Jong-un yang terkenal negatif. Seperti ungkapan dari Machiavelli, bahwa seorang penguasa apabila tidak dicintai oleh rakyat sebaiknya ditakuti, agar muncul sifat patuh pada penguasanya.
FFA
Average Rating