Monopoli Kekuasaan dan Plagiarisme UNJ

Read Time:2 Minute, 30 Second




Dugaan penyelewengan jabatan oleh Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Djaali menjadi perbincangan hangat di kalangan akademik. Praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) hingga plagiarisme jadi perbincangan utama dalam Diskusi Terbuka yang diadakan oleh gabaungan mahasiswa Forum Militan dan Independen (FMI) dan Lembaga Pers Mahasiswa Didaktika di Teater Terbuka UNJ, Kamis (14/9).
Dalam diskusi tersebut, Aulia Daie Nichen memaparkan kejanggalan-kejanggalan pihak rektorat terutama dalam pengangkatan dosen hingga kasus plagiarisme. Sebagai Koordinarot FMI UNJ, Nichen menjelaskan dugaan adanya tindakan KKN yang dilakukan oleh Rektor UNJ, Djaali. Dugaan ini didasarkan pada pengangkatan keluarga Djaali menjadi staf di UNJ yang tidak wajar.
Bagaimana tidak, sebagian besar kerabat Djaali menduduki posisi penting di dalam struktur UNJ. Mulai dari pengangkatan Nurjannah salah satu dari dua anak Djaali yang diangkat menjadi Kepala Pusat Studi Wanita dan Perlindungan Anak. Lalu, anak kandung Djaali yang lain, Baso Maruddani yang menjadi Staf Keuangan dan sekretaris pribadi rektor.
Adapun menantu Djaali yang seorang dokter, Bazzar Ari Mighra diangkat menjadi Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan. Selain tidak sesuai dengan kompetisinya, Bazzar yang sudah melanjutkan masa studinya sebelum menjadi sorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dinilai telah menyalahi administrasi. Seharusnya, untuk menjadi dosen dan melanjutkan masa studinya, Bazzar haruslah menjadi seorang PNS terlebih dahulu.
Selain itu, Tindak plagiarisme menjadi bahasan yang tak kalah ramai didiskusikan. Hal ini dikarenakan adanya surat keputusan rektor yang mengizinkan adanya plagiarisme sebanyak 40 persen. Pemimpin Redaksi LPM Didaktika, Yulia Adiningsih menjelaskan meskipun tidak secara tertulis diperbolehkan 40 persen, tapi pada praktiknya dosen memperbolehkan plagiarisme sebanyak 40 persen. “Hal inilah yang membuka peluang bagi para mahasiswa maupun mahasiswa pasca sarjana untuk melakukan tindak pagiarisme,” tambah Yulia saat berorasi di Teater Terbuka UNJ.
Salah satu praktek plagiat yang ditemukan oleh Tim Evaluasi Kinerja Akademik jatuh kepada Nur Alam, yang di terindikasi melakukan penyalinan bahan-bahan disertasinya dari internet yang kebanyakan berasal dari blogspot. Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara ini, juga menjiplak tugas akhir mahasiswa Diploma 3 Universitas Sebelas Maret.
Permasalahan di universitas terkemuka di Jakarta ini, nyatanya tidak berhenti sampai disini. Permasaahan lain juga mewarnai UNJ, seperti halnya keterlambatan pembagian almamater angktan 2016 hingga 2017, permasalahan lahan parkir, pemindahan pedagang kantin, hingga kebebasan untuk berdiskusi.
Sekertaris Umum Redaksi LPM Didaktika UNJ, Hendrik Yaputra menuturkan bahwasannya pada suatu waktu kegiatan diskusi yang diadakan di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). “Saat itu kita sedang diskusi di FBS, lalu staff kampus datang untuk membubarkan diskusi. Karena diskusi kami dikhawatirkan mengarah kepada radikalisme,” ujar Hendrik yang juga menjadi pembicara, Kamis (14/9).
Dosen Usaha Jasa dan Pariwisata, Budiarti merespon baik acara diskusi terbuka ini, “saya mendukung penuh diskusi ini dan tugas para pemuda untuk membenarkan,” ujarnya saat ditemui seusai mengikuti diskusi, Kamis (14/9). Dosen yang telah mengajar sejak tahun 1983 ini, mengungkapkan bahwasannya dirinya melihat sendiri UNJ yang semakin hari semakin mengalami kebobrokan.
FMI sebagai salah satu penggerak dalam diskusi ini sendiri, hadir sebagai wadah yang lebih besar bagi para mahasiswa yang ingin menuturkan aspirasi dan kritiknya terhadap UNJ. Dengan begitu perubahan ke arah yang lebih baik dapat segera terjadi di UNJ.

ND

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Hujan Turun Deras
Next post Komunitas KAMPUNG Untuk Kemajuan Desa