Meluruskan Kesalahpahaman Ijtihad

Read Time:2 Minute, 37 Second

Melakukan ijtihad tanpa disertai pengetahuan agama luas mengakibatkan kesalahan fatal. Konflik hingga serangan teror brutal menjadi imbas yang tak bisa terelakkan.

Sejarah mencatat pada tahun 1993 telah terjadi pengeboman dua kedutaan Amerika di Nairobi, Kenya dan Darussalam, Tanzania. Peristiwa tersebut memakan korban lebih dari 300 orang meninggal dunia dan 5000 orang korban luka-luka.

Organisasi al-Qaeda dituduh sebagai dalang di balik aksi pengeboman tersebut. Pelaku melakukan aksinya dengan menjatuhkan rudal ke gedung kedutaan. Selain kedutaan, kelompok al-qaeda pun menyerang helikopter tentara Amerika di Somalia pada tahun yang sama. Bahkan, kelompok separatis al-Qaeda juga telah melancarkan tiga kali pengeboman pangkalan-pangkalan militer Amerika yang berpusat di Aden Yaman setahun sebelumnya.

Asia Tenggara pun tak lepas dari serangan teror kelompok radikal. Pada tahun 2002, peristiwa pengeboman telah terjadi di pulau Bali Indonesia yang memakan korban meninggal hampir 500 orang. Dalang di balik aksi tersebut ditengarai merupakan jaringan yang bernama Jamaah Islamiyah.
Keberadaan gerakan Jamaah Islamiyah bersifat fiktif karena faktanya tidak terdeteksi di muka bumi ini. Namun, Jamaah Islamiyah ini merupakan kelompok yang dibentuk oleh musuh-musuh Islam, yang tujuannya untuk mendeskriditkan Islam dan menodai cita kaum Muslimin.(Hal.50-51)

Febuari 1998, organisasi Jamaah Islamiyah menyerukan “Front Islam dunia untuk jihad melawan Yahudi dan Kristen. Juga wajib untuk melakukan jihad melawan Amerika, baik warga sipil maupun militer dan para sekutu Amerika di mana saja”. Penulis mengemukakan seruan tersebut merupakan bagian jihad atau hasil dari ijtihadnya.

Metode ijtihad yang mereka tempuh adalah metode “Tepuk nyamuk,” yaitu ketika ada seekor nyamuk yang menggigit dan menyendot darah seseorang, maka tindakan yang paling cepat adalah menggebuknya. (hal.49) Tanpa perlu berpikir panjang terlebih dulu.

Mungkin metode inilah yang digunakan kelompok radikal tersebut saat di tuduh menculik Paus (pemimpin tertinggi agama Katolik) saat berkunjung ke Manila, Filipina pada 1994 dan membombardir kedutaan Amerika di Filipina. Hal ini merupaka kewajaran bagi mereka lantaran fatwa mereka mewajibkannya.

Dalam buku dijelaskan bahwa organisasi tersebut melakukan ijtihad secara serampangan. Tidak lain karena belum mengetahui bahasa Arab, ilmu al-Qur’an dan perangkat ijtihad lainnya. Saat itu organisasi tidak mengerti al-Qur;an dan hadits serta belum memenuhi kulalifikasi untuk berijtihad, sehingga organisasi ini memakan ayat mentah-mentah dalam memfatwakannya sesuai dengan hasil ijtihadnya sendiri.
Demikian sedikit ulasan dari buku karya Ali Mustafa Yaqub, yang juga naskah pidatonya yang disampaikan dalam sidang PBB di majlis Isalm al-A’la Aljazair tahun 2012. Saat itu, Ali Mustafa Yaqub menyampaikan orasinya yang membahas masalah ijtihad terorisme dan liberalisme yang kemdian dibukukan.

Buku setebal 63 halaman ini mengungkapkan masa lalu dan masa sekarang. Di mana ijtihad merupakan sesuatu yang diperlukan oleh kaum muslimin. Bahkan, seseorang untuk melakukan ijtihad perlu memenuhi beberapa syarat terlebih dulu. Adapun syarat yang harus ditempuh dalam berijtihad yaitu berpengalaman luas tentang al-Qur’an dan Ulumul-Qur’an, memiliki ilmu yang cukup dalam mengenai hadits, menguasai ilmu Ushuluddin (dasar-dasar ilmu agama), dan harus bersifat adil dan taqwa dalam kesalehan serta kedisiplinan.

Buku juga mencoba mendeskripsikan keseluruhan kesalahpahaman fatal sarana dalam berijtihad hingga mengakibatkan ribuan nyawa tak bersalah menjadi korban. Namun, buku ini masih kurang bisa meyakinkan pembaca karena tidak disertakan nama pakar ahli fiqih dan para ulama yang pendapat-pendapatnya dinukil.
Moch. Sukri

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Mahasiswa Dan Perpolitikan Kampus
Next post Konspirasi Miras di Gujarat