Dilema Industri Kelapa Sawit

Dilema Industri Kelapa Sawit

Read Time:2 Minute, 21 Second
Dilema Industri Kelapa Sawit

Judul: Asimetris (Asymmetric)
Durasi: 68 menit
Produser: Indra Jati dan Dandhy Laksono

Oktober 2015, kebakaran yang terjadi di hutan dan lahan gambut Kalimantan Tengah, menyebabkan udara dipenuhi oleh kabut asap. Pada tahun 2016, tercatat setengah juta jiwa mengalami saluran pernafasan akut dan 19 orang lainnya meninggal akibat asap dari kebakaran tersebut.
Lokasi kebakaran ini merupakan perencanaan pemerintah tahun 1996 untuk menjadikan hutan dan lahan gambut di Kalimantan Tengah sebagai lumbung padi. Tetapi, proyek pemerintah ini gagal dan pemerintah tidak membayar ganti rugi kepada warga yang hutannya sudah ditebang. Jika pemerintah gagal dalam proyek pembangunan lumbung padi di Kalimanan Tengah ini, lain halnya dengan perkebunan kelapa sawit.
Di Indonesia luas perkebunan kelapa sawit mencapai 11 juta hektare atau hampir sama luasnya dengan luas pulau Jawa. Kelapa sawit dibutuhkan oleh penduduk dunia yang jumlahnya sudah mencapai 7,5 miliar orang. Selain untuk makanan, kelapa sawit menjadi campuran bahan kimia seperti sampo, sabun serta pelumas mesin.
Perkembangan teknologi juga mengusung kelapa sawit digunakan untuk campuran bahan bakar. Pada setiap liter biosolar kini ada 20% campuran kelapa sawit dan akan meningkat menjadi 30% pada tahun 2020. Kelak, pada tahun 2050 organisasi penerbangan internasional bahkan menargetkan minyak sawit menjadi bahan bakar campuran pesawat dalam presentase yang signifikan. Tak hanya kendaraan dan penerbangan, biosolar kini juga digunakan Pembangkit Listrik Negara (PLN) untuk menerangi rumah-rumah penduduk di pedalaman.
Namun kebutuhan yang tak terelakkan itu membuat beberapa dampak yang harus dirasakan masyarakat. Contohnya sungai-sungai di Desa Paminggiran, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan yang tercemar. Akibatnya, warga Peminggiran khususnya pria tidak bisa mencari penghasilan dengan mengandalkan alam dan memilih mencari pekerjaan di luar daerah, sementara para wanita masih bertahan dengan mencari ikan-ikan papuyuhan yang tersisa di sungai.
Tak hanya itu, beberapa pekerja buruh harian lepas yang bekerja di lahan perusahaan kelapa sawit digaji kecil oleh perusahaan dan petani yang mempunyai lahan kelapa sawit sendiri sering mengalami kerugian.
Banyak juga konfilk agraria yang mewarnai kehadiran industri kelapa sawit ini. Pada tahun 2017 Badan Restorasi Gambut (BRG) mencatat ada 650 konflik, dan 1/3 di antaranya konflik dari industri kelapa sawit. Seperti petani di Desa Mekarsari, Medan Sumatra Utara yang mengklaim lahan kelapa sawit mereka agar tidak diakui oleh perusahaan kelapa sawit PT. Langkat Nusantara dan konflilk perampasan lahan kelapa sawit warga Nagan Raya, Aceh oleh perusahaan kelapa sawit PT.Fajar Baizury serta konflik lainnya.
Rencananya, beberapa perusahaan besar kelapa sawit ingin membuat perkebunan kelapa sawit di beberapa hutan Marauke dan Digul. Tetapi, ditolak oleh warga Bahuze Besar dari suku Marendeng karena mengancam hak hidup masyarakat di sana dengan tergantinya pohon sagu dengan kelapa sawit.
Film ini merupakan film dokumenter dari Watchdoc Image yang digarap oleh Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz mengenai bagaimana dampak dan keuntungan perkebunan kelapa sawit. Asimetris merupakan film kesembilan dari Ekspedisi Indonesia Biru, yang menyorot beberapa lahan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, Sumatra, dan Papua.

NQ

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Tingkatkan Kompetensi Lulusan Melalui SKPTKI Previous post Tingkatkan Kompetensi Lulusan Melalui SKPTKI
Karakter Seorang Filsuf Next post Karakter Seorang Filsuf