Jeritan Bisu May

Jeritan Bisu May

Read Time:3 Minute, 37 Second
Jeritan Bisu May
27 Steps of May mengisahkan perjalanan hidup seorang gadis bernama May (Raihaanun). May yang baru menginjak usia 14 tahun, telah mengalami pelecehan seksual oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Kejadian tersebut, menjadikan trauma tersendiri bagi May. Film ini sendiri menceritakan bagaimana May sebagai korban pelecehan seksual bertahan hidup dengan melawan trauma yang ia miliki.
Cerita berawal saat May sedang berjalan menyusuri lorong kecil menuju rumah selepas bermain di pasar malam. Lorong yang sempit dan gelap, menjadi satu-satunya jalan untuk pulang ke rumahnya. Saat itu, May sendiri masih menggunakan seragam sekolah. Saat menyusuri lorong, terdapat sekelompok laki-laki tak dikenal langsung menariknya ke dalam sebuah rumah. Di dalam rumah, Ia mengalami pelecehan seksual. 
Selain dilecehkan, May juga mendapatkan kekerasan seperti tangan ditaris di atas meja, disulut rokok, ditampar, hingga dipukuli. Sesampainya di rumah, Ayah May (Lukman Sardi) melihat seragam May yang sudah koyak dan kotor, bahkan wajahnya penuh dengan lebam. Hal tersebut, membuat ayahnya bertanya-tanya apa yang terjadi, tetapi May langsung berlari ke dalam rumah tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia hanya berlari, membanting pintu rumah, serta menangis. 
Setelah  kejadian tersebut, May pun bersikap seolah gagu. Ia pun menjadi takut akan sentuhan dunia luar, bahkan dari ayahnya sendiri. Delapan tahun berlalu, May tetap menarik diri dari lingkungan dan menjalani hidup dengan monoton. Keseharian May ia isi dengan membuat boneka perempuan bersama ayahnya, lalu dijual melalui perantara temannya.
Suatu ketika, terjadi kebakaran di belakang rumah May. Ayahnya mencoba membantu May untuk keluar dari rumah, tetapi baru beberapa meter melangkah keluar dari kamar, ia langsung berlari masuk kembali ke dalam kamar. Ayah May yang khawatir kebakaran akan menjalar ke rumah mereka, akhirnya menarik paksa May keluar dari rumah. May langsung histeris dan meronta melepaskan diri saat ayahnya menyentuh kulitnya. Setelah berhasil melepaskan diri, ia berlari dan mengunci diri di dalam kamar mandi dan mulai mengiris pergelangan tanganya. 
Kejadian tersebut membuat ayahnya semakin merasa bersalah tentang apa yang pernah terjadi pada May. Ayahnya merasa tidak dapat menjadi pelindung untuk anaknya. Karena itu, untuk menyalurkan rasa depresi akan rasa bersalahnya, ia masuk ke dunia tarung.  Pekerjaan tersebut dilakukannya pada malam hari, selepas menemani May di rumah. 
Kehidupan May mulai berubah sejak muncul lubang kecil pada tembok kamarnya. Ternyata, tembok tersebut terhubung langsung ke rumah seorang pesulap (Ario Bayu). Melalui lubang tersebut, May dapat melihat apa yang pesulap tersebut lakukan. Awalnya, May merasa takut dan sedikit terganggu akan lubang tersebut. Lubang yang awalnya kecil, semakin hari semakin bertambah besar. 
Selama proses bertambah besarnya lubang pada tembok, mulailah terjalin interaksi antara May dengan pesulap. Interaksi tersebut perlahan membantunya untuk menghilangkan trauma yang ia miliki. Perubahan demi perubahan dalam diri May mulai terlihat seiring dengan interaksi yang dibangun antara May dan pesulap.
Ayahnya mulai merasakan perubahan pada sikap May dalam sehari-hari. Awalnya, ayahnya khawatir akan perubahan-perubahan tersebut. Namun, semakin lama ia menyadari perubahan yang terjadi merupakan proses menuju May yang lebih baik. Ayahnya pun mulai merubah dirinya seperti apa yang May lakukan. Ia mulai mengurangi menyalurkan rasa bersalahnya dalam dunia tarung.
Namun, semua tidak berjalan lancar. Pesulap mulai melakukan interaksi lebih berupa kontak fisik. May yang masih trauma, langsung kembali terbayang kejadian delapan tahun lalu. Ia pun langsung berlari kembali ke kamarnya. Pesulap yang masih kebingungan, langsung mengejar May. Ayah May yang mendengar keributan, langsung mendobrak pintu kamar dan mendapati May yang sedang histeris dengan pesulap bersamanya. Ayahnya langsung memukuli pesulap, hingga ia kabur. 
Setelah kejadian tersebut, May mulai mengurung diri di kamar berhari-hari. Hingga akhirnya, May mulai keluar dari kamar dan memberikan boneka yang dibuat persis dengan keadaan May pasca-dilecehkan kepada ayahnya. Ayah May kembali khawatir dengan keadaan May saat itu. Mulai saat itu, May bertekad memberanikan diri menyembuhkan traumanya dibantu si pesulap, karena pesulap menjadi satu-satunya laki-laki selain ayahnya yang dekat dengan May. 
Saat sudah berhasil menyembuhkan traumanya, May keluar dari kamar menggunakan baju berwarna biru muda. Ayahnya yang masih terkejut dengan perubahan penampilan May yang drastis, semakin dikejutkan saat May mulai memeluknya dan berkata, “Ini semua bukan salah Ayah”. 
Film garapan Ravi L. Bharwani mengangkat genre Drama Keluarga, dikemas rapih dalam balutan visualisasi yang menarik serta musik klasik yang apik, walaupun membosankan dibeberapa titik. Minimnya dialog antar tokoh,  membuat penonton penasaran akan karakter pemain. Namun,  tidak untuk beberapa penonton yang lain, hal tersebut menjadi kendala tersendiri untuk memaknai film.
FK

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Perbudakan Perempuan Dalam Perang Previous post Perbudakan Perempuan Dalam Perang
Kiprah Kontingen UIN Jakarta dalam PIONIR 2019 Next post Kiprah Kontingen UIN Jakarta dalam PIONIR 2019