BEM SI menuntut Presiden di akhir masa pemerintahannya terkait empat isu nasional. Aksi tersebut dihadiri oleh 18 universitas dari seluruh Indonesia.
Senin, 28 Maret 2022, dilakukan Aksi Nasional dengan seruan “Geruduk Istana Rakyat” oleh aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Di tengah teriknya matahari, aksi tersebut dibuka dengan orasi setelah melakukan ibadah zuhur.
Demonstrasi di depan Patung Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, tersebut menyampaikan enam tuntutan kepada Presiden Joko Widodo dan meminta Presiden tersebut hadir mendengarkan seruan mahasiswa.
Beberapa tuntutan yang diajukan oleh BEM SI di antaranya menjaga ketersediaan bahan pokok, mencopot Menteri Perdagangan, tetap menyelenggarakan Pemilu 2024, menolak perpanjangan masa jabatan Presiden, mengkaji ulang undang-undang Ibu Kota Nusantara (IKN), serta meminta Jokowi dan wakilnya berkomitmen menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya.
“Ada 4 fokus permasalahan yang kita bawa hari ini, yaitu Wadas, kestabilan pangan, penundaan pemilu, dan satu lagi IKN,” ungkap Bagus Hadikusma selaku Koordinator Lapangan Jawa Tengah dan Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, Senin (28/3).
Selain diisi dengan orasi, terdapat pula pembacaan puisi oleh delegasi dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Tak hanya itu, Institut Teknologi PLN menuntun nyanyian bersama dengan para demonstran.
Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Dwi Cahyani mengaku senang dapat berkontribusi dalam aksi dan menjadi bagian dari Agent of Change.
“Semoga apa yang kami tuntut didengarkan, jangan dihiraukan saja,” ujar Dwi, Senin (28/3).
Menjelang azan magrib, aparat kepolisian meminta para demonstran untuk mundur dan pulang. Namun, mahasiswa-mahasiswa tersebut bersikeras menunggu Presiden Jokowi untuk hadir menanggapi aksi. Bentrokan sempat terjadi pukul 16.30 WIB.
Koordinator Lapangan BEM SI Lutfi Yufrizal mengungkapkan, aksi demo pertama pada yang dilaksanakan Oktober 2021 lalu, menyampaikan dua belas tuntutan. Namun tuntutan itu masih belum terlaksana. Sehingga BEM SI menolak konsolidasi di dalam istana saat aksi kedua.
“Kita harus mendapatkan jawaban, kalau (tuntutan) tidak terlaksana, kita akan mengundang massa aksi dari seluruh elemen,” ujar Lutfi, Senin (28/3).
Seruan aksi gencar beroperasi hingga Perwakilan Staf Presiden akhirnya mendatangi lokasi demonstrasi. Terdapat tiga perwakilan Staf Presiden sebagai media penyambung tuntutan mahasiswa. Massa aksi memberi batas waktu 14 hari kepada presiden untuk mengkaji ulang kebijakan yang dituntut.
Massa aksi membubarkan barisan setelah Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Wandi Tuturoong memberi tanggapan. Pemerintah, kata Wandi, sedang menyiapkan berbagai kebijakan terkait permasalahan ini.
Reporter: Salwa Tazkia
Editor: Syifa Nur Layla
Average Rating