Imbas Peralihan Musim

Imbas Peralihan Musim

Read Time:3 Minute, 12 Second
Imbas Peralihan Musim

Prediksi La Nina yang lemah di akhir 2024 diperkirakan tak berdampak signifikan di Ciputat. Namun, aktivitas mahasiswa UIN Jakarta tetap terpengaruh oleh cuaca yang lebih basah akibat peralihan musim.


Memasuki penghujung 2024, beberapa wilayah Indonesia, termasuk Ciputat mulai mengalami peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Namun, di tengah peralihan ini, muncul prediksi La Nina yang terjadi di akhir tahun.

Menurut data Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II, potensi La Nina di akhir tahun 2024 tergolong lemah. La Nina adalah fenomena iklim terkait dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur. Fenomena ini merupakan kebalikan dari El Nino, di mana suhu permukaan laut memanas dan menjauh dari Indonesia sehingga menimbulkan kekeringan di beberapa wilayah.

Ketua Tim Kerja Klimatologi BBMKG Wilayah II, Ana Oktafiani, La Nina dikabarkan berpotensi muncul di akhir tahun, namun tidak akan signifikan seperti tahun sebelumnya. Kondisi suhu permukaan laut yang relatif stabil di Samudra Pasifik tahun ini tidak mendukung terjadinya fenomena La Nina yang kuat. “Meski ada potensi La Nina di akhir tahun, dampaknya diprediksi tidak akan signifikan, khususnya di Provinsi Banten,” jelas Ana, Rabu (6/11).

Sejumlah warga Ciputat telah merasakan perubahan cuaca dengan adanya intensitas hujan cukup tinggi. Akan tetapi, BBMKG memastikan bahwa kondisi ini lebih disebabkan oleh transisi alamiah dari musim kemarau ke musim penghujan, bukan efek langsung dari La Nina. 

Perubahan ini murni bagian dari siklus tahunan yang biasa terjadi di Indonesia. “Prediksi saat ini menunjukkan bahwa Ciputat dan sekitarnya akan mengalami musim hujan normal tanpa pengaruh dari La Nina,” ungkap Ana.

Cuaca basah akibat peralihan musim dari kemarau ke penghujan mulai terasa dampaknya pada aktivitas mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa jadwal perkuliahan tatap muka kini dialihkan secara daring karena dosen dan mahasiswa seringkali terhambat oleh kondisi hujan lebat.

Ziezou Claudi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi mengatakan bahwa transisi ke musim penghujan berpengaruh terhadap aktivitas mahasiswa. Kondisi ini cukup menghambat perjalanan menuju kampus.

Menurutnya, fasilitas yang dapat mengatasi musim penghujan salah satunya Parkiran Perpustakaan Utama. Sayangnya, akses menuju fasilitas ini kurang memadai. “Saran saya, jalur dari area fakultas menuju tempat Parkiran Perpustakaan Utama dibuat kanopi agar akses lebih efektif,” saran Ziezou, Selasa (19/11).

Produktivitas dalam perkuliahan pun dapat terdampak karena musim hujan ini. Menurut Ziezou, musim hujan ini mempunyai dampak negatif dalam pembelajaran. “Ketika sedang berada di kelas dan kondisi di luar hujan, saya melihat beberapa mahasiswa yang ada di kelas tertidur atau tidak memperhatikan,” tambah Ziezou.

Berlawanan dengan Ziezou, mahasiswa Prodi Dirasat Islamiyah, Muhammad Syauqi Mubarak menyatakan, kelas yang beralih daring menjadi alternatif agar proses perkuliahan tetap berjalan tanpa terkendala cuaca. “Ini memberikan solusi lain agar agenda perkuliahan tetap berjalan karena yang sebelumnya kelas diadakan luring dapat diubah menjadi daring,” jelas Syauqi, Kamis (7/11).

Hujan deras juga menimbulkan tantangan bagi mahasiswa yang bergerak di lingkungan kampus. Syauqi berharap pihak kampus menambah fasilitas berteduh, seperti kanopi atau penutup di sekitar tempat berkumpul. Penambahan fasilitas ini sangat diharapkan di area trotoar, terutama yang mengarah ke pintu keluar parkir, sehingga mahasiswa dapat berteduh saat hujan tiba-tiba turun.

Mahasiswa juga semakin mengandalkan alat perlindungan, seperti payung dan jas hujan setiap kali beraktivitas. “Dari segi kesiapan kita juga harus membawa payung dan jas hujan untuk mengatasi kondisi yang kerap kali berubah,” ucap Syauqi, Kamis (7/11).

Bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid yang Syauqi tekuni, meskipun cuaca hujan kerap mengganggu kegiatan, mayoritas acara rutin tetap berlangsung di dalam ruangan. Kondisi ini membuat LDK Syahid hanya perlu menyesuaikan agenda kegiatan ketimbang membatalkan agenda sepenuhnya. Namun, beberapa kegiatan yang diadakan di luar ruangan tetap membutuhkan pengaturan ulang untuk meminimalisir gangguan dari cuaca.

Selain itu, kebanyakan kegiatan yang dijalankan LDK Syahid berada di dalam ruangan. Kegiatan rutin yang setiap minggu diadakan juga berbentuk daring.  “Menurut saya kondisi hujan ini hanya mempengaruhi dalam segi rundown,” tuturnya.

Reporter: AZH
Editor: Nabilah Saffanah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kawal Keberlanjutan Perjuangan HAM Previous post Kawal Keberlanjutan Perjuangan HAM
Implementasi Green Campus Tuai Reaksi Beragam Next post Implementasi Green Campus Tuai Reaksi Beragam