Malam yang Terang untuk Tasniem

Read Time:2 Minute, 30 Second
Sumber: Internet



Judul                : Malam-Malam Terang
Penulis             : Tasniem Fauzia Rais & Ridho Rahmadi
Penerbit            : Kompas Gramedia
Isi                     : 244
Terbit                : 2015
ISBN                 : 978-602-032-454-8

Berawal dari sebuah kegagalan karena tidak bisa meraih NEM sesuai yang ditargetkan, Tasniem, putri Muhammad Amien Rais sempat terpukul. Tapi hal ini lantas tidak langsung mengubur semangat Tasniem untuk terus maju menjadi ‘bintang yang paling terang’, sesuai dengan apa yang dipesankan oleh gurunya.

Bagai disambar petir di siang bolong ketika Tasniem yang akrab dipanggil Ninim ini harus menerima kenyataan, jika hasil dari usahanya selama tiga tahun itu tidak seperti yang dia inginkan. Padahal nilai tersebut ia jadikan modal untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) terbaik saat itu.

Tasniem mengurung diri di kamar beberapa hari, sering bermimpi buruk setiap malamnya karena dihantui oleh NEM, hingga tidak ingin mengikuti perpisahan sekolah. Sehingga Tasniem membuat keputusan untuk berkunjung ke rumah neneknya yang berada di Solo, dengan tujuan ingin menenangkan pikiran. Tapi ternyata, di sanalah Ninim pada akhirnya menemukan jawaban dari kegelisahannya selama ini.

Dari dalam kereta di Stasiun Tugu yang bertolak ke Solo tempat neneknya berada, Ninim telah menemui kejadian-kejadian yang nantinya akan menjadi petunjuk baginya. Pertama, pertemuannya dengan suami-istri dengan anaknya yang memakai kaos bertuliskan Singapore. Lalu, peristiwa pencopetan yang terjadi dan akhirnya digagalkan oleh Tasniem karena duduk di tengah jalan sehingga menghalangi langkah kaki pencopet tersebut. Dari sana, ibu yang menjadi korban copet meninggalkan sebuah majalah yang di sana menceritakan beasiswa yang ada di Singapura.

Terakhir, ketika Tasniem bercerita akan kesedihannya perihal NEM yang tidak bisa mencukupi sebagai syarat untuknya memasuki sekolah idamannya. Sebelumnya nenek Tasniem juga menceritakan tentang sahabat sepermainan masa kecilnya yang pergi merantau ke negara berlambangkan Marlion, yaitu Singapura. Lalu nenek Tasniem menyarankan agar ia pergi merantau.

Dengan menjual tanah dan mengorbankan perasaaan yang akan jauh dari sanak keluarga, Tasniem berhasil masuk ke salah satu sekolah di Singapura bertaraf internasional, United Word College of South East Asia. Berkat semangat yang tak pernah mati, merealisasikan hubungan dengan yang Maha Kuasa, dan doa yang tak pernah berhenti mengalir dari kedua orangtuanya, beberapa lama kemudian Tasniem berhasil menjadi siswa yang mendapatkan nilai akademik tertinggi dan penghargaan The Big Ten.

Tidak sampai di sana, Tasniem yang sebelumnya memang ingin berkuliah di negeri Sakura berhasil meraih beasiswa di Ritsumeikan Asia Pasific University, Jepang.


Banyak sisi lain yang diperlihatkan di sini. Bagaimana seorang gadis yang merantau dan harus membuang jauh-jauh homesick yang kadang melanda. Perjuangan seorang Tasniem yang melakukan kerja sambilan, sampai kisah persahabatan yang begitu menggetarkan. Beberapa kendala yang dihadapi untuk menyeimbangkan perbedaan ras, agama, dan suku bangsa, memberikan pembelajaran untuk memahami makna toleransi sebenarnya.

AN

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Menilik Nilai Demokrasi Pemira
Next post Strategi UIN Jakarta Jaring Calon Mahasiswa