Negara Indonesia, Negara Pancasila

Read Time:2 Minute, 40 Second
Judul                           : Negara Paripurna
Penulis                         : Yudi Latif
Jumlah Halaman         : 671 halaman
Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit               : Desember 2015
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan beragam suku dan corak budaya, tentu Indonesia membutuhkan suatu dasar falsafah. Hal itu akan menjadi pegangan dalam setiap lini kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, lahirlah Pancasila sebagai pemersatu dan pandangan hidup yang mengarahkan  bangsa untuk mencapai cita-cita bersama.

Namun di usia Indonesia yang sudah lebih dari 60 tahun ini, Pancasila belum dapat diaplikasikan secara utuh, apalagi sempurna. Bahkan terjadi kekhawatiran akan tergerus oleh arus globalisasi, yang berdampak secara fisik dan psikis. Sehingga dapat menimbulkan sikap dilematis antara persaingan dan kesetiaan.

Hal tersebut tampak dalam berbagai fenomena yang terjadi di berbagai aspek kehidupan nasional, yang seakan-akan mempertontonkan keraguan berideologi. Misalnya tampak pada seruan akan penolakan Pancasila sebagai dasar negara yang dilakukan oleh beberapa kelompok radikal akhir-akhir ini. Nyaris mengakibatkan bangsa ini semakin terpuruk, terombang-ambing dan kehilangan jati diri.

Bangsa Indonesia hendaknya mengarahkan kembali perhatian terhadap Pancasila. Terlebih terhadap nilai-nilai luhurnya yang bisa terus-menerus digali dan ditafsirkan kembali. Bukan saja bagi kehidupan bernegara, melainkan juga bagi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Berdasarkan uraian diatas, maka lahirlah buku Negara Paripurna sebagai jawaban atas berbagai polemik bangsa dalam berideologi Pancasila.

Buku ini membahas Pancasila menggunakan tiga pendekatan sebagaimana tertera pada sub judul, yakni dari sisi Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Hal ini dilakukan semata untuk memperlihatkan bahwa Pancasila mestilah dipahami di dalam suatu rentang waktu. Ia bukan produk yang tiba-tiba terjatuh dari langit, melainkan melalui proses panjang dan berliku.

Melalui sisi historisitas, ditegaskan bahwa ketika kita berbicara tentang Pancasila, sebuah sejarah telah terbentang jauh di belakangnya. Diakui oleh sejarah,  jika Kelahiran Pancasila tidak serta merta melalui proses mudah. Melainkan disertai jalan terjal dengan berbagai pertentangan dan perundingan alot mewarnai alur perumusannya.

Kemudian dari sisi rasionalitas yang berarti bahwa Pancasila sebagai dasar untuk mempersatukan kemajemukan bangsa yang sangat berenekaragam ini mampu diuji dan dipertahankan. Karena Pancasila lahir dari proses pemikiran mendalam sehingga membuatnya menjadi produk yang tahan banting.

Dan yang terakhir adalah pendekatan dari sisi aktualisasi, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila secara intrinsik dapat diaktualisasikan  pada setiap masa. Juga ketika bangsa kita mengalami berbagai perkembangan yang sangat cepat. Pendeknya, Pancasila menyediakan nilai-nilai yang bukan hanya untuk membangun sebuah bangsa yang solid dan kokoh, melainkan juga untuk mewujudkan sebah negara yang paripurna.

Akan tetapi, sering dijumpai kata ilmiah yang kemungkinan kurang dipahami pembaca. Namun, karya ini penting untuk dipahami masyarakat terutama para penyelenggara negara, sebagai bahan intropeksi terhadap pranata kebijakan dan sosial yang tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Dengan demikian nilai-nilaiPancasila nantinya akan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten, sehingga secarabertahap cita-cita kemerdekaan dapat diraih.

AKK

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Waspada Politik “Devide et Impera”
Next post Kisah Pilu Asmara Pangeran Diponegoro