Romansa Kemerdekaan Azerbaijan

Read Time:3 Minute, 15 Second

Judul           : Ali & Nino
Durasi         : 104 menit
Tahun          : 2016
Sutradara     : Asif Kapadia
Genre           : Drama


Kisah dari dua anak manusia berbeda budaya dan agama yang bertemu, berselisih, dan akhirnya mencoba mengukir takdir. Tak sekadar soal cinta, takdir pun menuntun mereka dalam kemerdekaan Negara Azerbaijan. 

Sebuah cinta terjalin di wilayah Laut Kaspia sekitar Perang Dunia I. Kisah Ali dan Nino yang berasal dari dua budaya, agama dan latar belakang yang berbeda. Puncaknya romansa tersebut sanggup untuk memerdekakan sebuah negara, Azerbaijan.
Mengambil setting di negara Azerbaijan, seorang Pangeran Iran bernama Ali Khan Shirvanshir (Adam Bakri) yang lahir dan besar di Azerbaijan. Pria berperawakan tinggi berkulit putih ini, mengenal Nino (María Valverde), seorang putri saudagar Kristen dari Tbilisi, Georgia. Hingga akhirya mereka akrab dan timbul perasaan satu sama lain.
Kedua negara tersebut, Georgia dan Azerbaijan adalah negara jajahan dari Uni Soviet (sekarang Rusia). Selain kedekatan teritorial, kehidupan beragama pun saling harmoni terbukti Islam dan Protestan tumbuh berdampingan. Hubungan cinta beda agama terjadi di antara Ali dan Nino. Jika nantinya pernikahan terjadi, Ali pun berjanji untuk tidak memaksakan aturan Islam terhadap wanita seperti pemakaian jilbab dan jadi bagian dari harem.
Nyatanya kisah cinta mereka kembali teruji, ayah Nino, Duke Kipiani (Mandy Patinkin) menolak lamaran Ali. Perbedaan agama dan budaya menjadi alasannya, Duke berdalih untuk menunggu sampai perang dunia pertama usai. Suatu ketika, Ali bertemu dengan Melik Nachararyan (Riccardo Scamarcio) seorang saudagar yang memiliki hubungan baik dengan Duke. Inisiatif Ali pun muncul dengan menjadikan Melik sebagai penjaga Nino.
Alih-alih menjaga Nino, Melik malah menyimpan perasaan kepadanya. Hingga suatu ketika, Melik menculik dan mencoba menodai Nino. Mengetahui hal tersebut, Ali pun menuntut balas hingga Melik pun terbunuh. Keluarga Melik tak terima dan tak segan membunuh Ali. Mengetahui hal tersebut Ali melarikan diri ke Daghestan, Rusia.
Setelah lama berpisah, Nino tak kuasa menahan diri. Ia pun menyusul Ali dan bertemu di pegunungan Makhachkal, Dagehstan. pertemuan pun berujung dengan pernikahan keduanya sampai mereka menjalani kehidupan sederhana jauh dari kemewahan.
Di saat yang bersamaan, Rusia mengalami revolusi (dikenal Revolusi Bolshevik) yang terus berlanjut. Ketika Tentara Tsar—Tentara Kekaisaran Uni Soviet berhasil menduduki Azerbaijan. Sehingga, Ali pun mengambil keputusan untuk mengungsi ke Persia (sekarang Iran) demi keselamatan Nino dan anak dalam kandungannya.
Sesampainya di Teheran, Ibukota Iran, Ali dan Nino dihadapkan dengan tradisi Kerajaan Muslim Iran. Pihak kerajaan memperlakukan Nino sebagai harem dan tidak diperbolehkan untuk keluar dari istana. Bahkan segala keperluan mulai dari sandang, pangan bahkan perihal taharah serba diatur oleh kasim kerajaan. Walaupun Nino merasa keberatan, ia pun menahan diri hingga waktu kelahiran puterinya.
Menyadari hal itu, Ali teringat akan janjinya kepada Nino untuk mengikuti budayanya. Akhirnya Ali beserta keluarga kecilnya kembali ke Baku, ibukota Azerbaijan yang masih berkonflik dengan Rusia. Ia pun tidak bisa tinggal diam dan ikut berperang melawan pasukan Tsar. Sampai peperangan pun dimenangkan oleh Azerbaijan sekaligus deklarasi kemerdekaan Negara Azerbaijan. Momentum kemerdekaan ini tercapai setelah berabad-abad lamanya.
Takdir berkata lain, nasib hidup Ali dan Nino tak berujung bahagia. Euforia kemerdekaan tak berlangsung lama, pasukan lawan kembali melakukan serangan. Memaksa Ali kembali ke medan peperangan demi mempertahankan kemerdekaan. Ali yang memiliki firasat buruk, memerintahkan Nino untuk meninggalkan Azerbaijan. Benar adanya, Ali pun terbunuh dalam peperangan tersebut.
Cinta itu tak selalu mempunyai akhir yang indah. Meski banyak rintangan dalam menyatukan cinta, justru di situlah letak keindahan yang sesungguhnya. Bahwa cinta harus diperjuangkan seperti perjuangan yang dilalui Ali dan Nino.
Terlepas dari pro kontra film adaptasi kisah nyata. Film ini mampu menampilkan secara jelas perbedaan budaya Timur dengan Barat sekaligus agama Islam dan Protestan. Walaupun alur film terjadi pada zaman Perang Dunia I, tetapi penikmat film masih bisa merasakan atmosfernya. Film ini dapat menambah khazanah tentang negara di Eropa Timur, Asia Barat yang jarang dikupas.



Alfarisi Maulana

 

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Manfaatkan Teknologi Ciptakan Inovasi
Next post Sama UKT, Beda Sistem