Karut Marut Pendidikan Indonesia

Read Time:1 Minute, 52 Second

Pada 2 Mei lalu, Aliansi Badan Eksekutif  Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Jabodetabek dan Banten mengadakan aksi untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.Dalam aksi ini, Aliansi BEM SI menuntut pemerintah agar lebih memperhatikan pendidikan. Aksi ini dilakukan di depan Gedung Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) serta Kementrian Riset, dan Pendidikan Tinggi Repubklik Indonesia (Kemenristedikti).

Melalui aksi tersebut, BEM SI menyuarakan beberapa tuntutan guna memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Menurut Orator Aksi Evan Kurniawan, pendidikan selayaknya menjadi prioritas utama. Aksi ini menuntut pemerintah untuk merealiasikan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia. “Seperti amanat Undang-Undang Dasar 1945,” ujarnya,  Selasa (2/5).

BEM SI menyuarakan beberapa tuntutan dalam aksi ini. Pertama, menuntut pemerintah untuk segera menjamin wajib belajar 12 tahun di seluruh wilayah Indonesia dengan payung hukum yang jelas. Kedua, mendesak pemerintah agar mematuhi amanat konstitusi untuk mengalokasikan dana APBD serta APBN sebesar 20% untuk pendidikan secara merata di seluruh Indonesia.

Ditemui di depan Kemendikbud, Evan mengatakan, pemerintah belum serius dalam membangun pendidikan di Indonesia. berkaca pada fenomena, ia melihat masih ada beberapa tenaga pengajar yang kurang mumpuni. Selain itu juga tenaga pengajar dirasakan masih sangat kurang. “Coba kita lihat di Papua, apakah pendidikan sudah merata?,” tegas Evan dalam memimpin orasi.

Menanggapi permasalahan tersebut, pihak Kemendikbud memanggil perwakilan dari BEM SI untuk membicarakan lebih lanjut tentang tuntutan mahasiswa. Dari situ, mahasiswa dan pihak Kemendikbud menemukan titik temu atas persoalan tersebut. Kesepakatanya, pihak Kemendikbud harus memberikan tanggapan tentang tuntutan BEM SI di hadapan masa aksi.

Tanggapan tersebut diwakili oleh Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Dr Supriatno. Terkait  persoalan pendidikan, menurutnya tuntutan ini tidaklah mudah.Pemerataan pendidikan memang sulit untuk direalisasikannya di Indonesia. Ia pun berharap menggandeng para mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam permasalahan pendidikan.Bukan hanya kita sebenarnya yang berperan dalam memajukan pendidikan, tapi seluruh elemen masyarakat Indonesia,” pungkas Supriatno di depan masa aksi, Selasa (2/5).

Lebih lanjut, Koordinator Aksi Wildan Habibi mengatakan, pemerintah harus lebih serius untuk memajukan pendidikan.Seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Karena pendidikan sangat penting bagi kecerdasan Bangsa Indonesia.Seharusnya negara harus menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama bagi kemajuan bangsa. “Dalam diskusi dengan pihak Kemendikbud, ia menjanjikan akan adanya forum resmi antara mahasiswa seluruh Indonesia dan pihak Kemendikbud,” papar Wildan yang juga Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Selasa (2/5).

I

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post TKA Peringatan Bagi Pekerja Indonesia
Next post Lestarikan Kesenian Wayang Potehi