Maba Nyalakan Bom Asap

Read Time:2 Minute, 29 Second

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta resmi dibuka pada Senin, 27 Agustus 2018. Di awali upacara pengibaran bendera dan  pemukulan gong oleh Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada, pembukaan PBAK berlangsung khidmat.

Suasana khidmat seketika berubah, tanpa diduga  salah satu peserta upacara membawa  smoke bomb (bom asap) dan menyalakannya di tengah kerumunan peserta upacara. Kepulan asap merah seketika merebak, kegaduhan pun terjadi dan membuat suasana pasca upacara tak terkendali. Sahut-menyahut yel-yel menambah kericuhan di Lapangan Upacara UIN Jakarta.

Penyalaan bom asap berakibat fatal, terdapat korban bernama Annisa Nurliani tak bisa bernafas hingga pingsan. Atas kejadian tersebut, orang tua korban tak terima dan korban pun melaporkan perkara kepada Badan Pengawas PBAK (BanwasPBAK).  Diketahui dalang di balik kerusuhan penyalahan bom asap adalah dua mahasiswa baru (Maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Sebagai saksi mata Nanda Noval, Maba Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) angkat bicara terkait kericuhan. Ia menilai aksi itu sebagai upaya menyuarakan hak-haknya sebagai peserta PBAK UIN Jakarta. Menurutnya, pukul 12.00 WIB seharusnya digunakan untuk istirahat, makan, dan salat, namun tidak digunakan sebagaimana mestinya. Sedangkan dari pihak panitia tidak menganjurkan untuk membawa makan. “Ini sebagai bentuk ekspresi kami,” tegas Nanda, Rabu (29/8).

Lain hanya dengan Nanda, M. Irsyad Fadhlurrahman Maba FISIP Prodi HI juga angkat suara. Menurutnya, kericuhan yang dilakukan Maba FISIP hanya dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. “Saya sangat menyayangkan aksi tersebut,” pungkasnya, Rabu (29/8).

Terkait hal tersebut, pihak Panitia PBAK FISIP mengaku bersalah dan sudah melakukan evaluasi akbar atas pelanggaran penyalahan bom asap. Kemudian dari Panitia PBAK FISIP juga meminta maaf atas kelalaiannya dalam pemeriksaan barang bawaan maba.

Selaku Ketua Pelaksana PBAK FISIP Asna Rabbany memberikan klarifikasi, terdapat beberapa hal yang memicu terjadinya aksi kericuhan Maba FISIP. Menurutnya, yel-yel provokatif dari beberapa fakultas bukan hanya FISIP dan kondisi mahasiswa yang kelelahan menjadi pemicu utama kericuhan.

Asna menegaskan, sebenarnya dari pihak panitia sudah menghimbau dan menginstruksikan agar Maba dilarang membawa barang-barang berbahaya. Panitia pun telah melakukan pengecekan. “Kemungkinan smoke bomb diselipkan di dalam baju jadi kami panitia tidak mengetahuinya,” ujarnya, Rabu (29/8).

Koordinator BanwasPBAK M. Wahid Hasan, memberikan keterangan mengenai kericuhan pasca upacara. Menurutnya kericuhan yang terjadi saat itu bukan hanya melibatkan satu fakultas FISIP saja, namun dikarenakan beberapa faktor. Terik matahari, kondisi lapangan yang berdebu juga susunan acara yang padat menjadi penyebab kericuhan.

Sedangkan terkait maba yang membawa bom asap, Wahid menganggap itu bagian dari kelalaian panitia. Pihak BanwasPBAK sudah melakukan penanganan dengan memanggil pihak Panitia PBAK FISIP untuk memberikan teguran dan peringatan bertanda tangan pihak Senat Mahasiswa Universitas dan Panitia PBAK FISIP.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan III FISIP Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Agus Nugraha meminta penanganannya dari fakultas mengacu pada kode etik Surat Keterangan Rektor UIN Jakarta. Dalam penanganannya, harus ada laporan tertulis dari pihak-pihak yang merasa keberatan. “Pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi sesuai kode etik dari pelanggaran yang ada,” tandasnya, Rabu (29/8).

ITH

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Slogan Agamis, Nyatanya Miris!
Next post Maba Psikologi Gelar Salat Gaib