Adaptasi Jurnalisme di Era Digital

Adaptasi Jurnalisme di Era Digital

Read Time:1 Minute, 20 Second

 

Adaptasi Jurnalisme di Era Digital

Webinar Nasional Jurnalistik menjadi penutup rangkaian acara yang diadakan (Kanal Akbar Suara Ekonomi (Kabar SE) VI. Sebelumnya telah dilaksanakan perlombaan fotografi jurnalistik dan lomba poster digital. Dalam seminar yang dilakukan via Zoom pada Sabtu (9/10) itu, turut hadir Manajer Produksi Narasi, Nabila Valani dan Produser Liputan 6 SCTV, Azizah Hanum.

Di era digitalisasi yang berkembang pesat saat ini, jurnalis dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menyajikan konten kepada khalayak. Pesan itu disampaikan Amanda Valani. Menurutnya, untuk membuat konten, jurnalis bisa menambahkan unsur humanisme untuk menarik minat pembaca.

“Unsur humanisme tidak menambahkan teks data, hanya memperlihatkan kondisi sebenarnya saja,”  ujar Amanda.  

Amanda juga menambahkan, jurnalis harus mempelajari ekspresi baru dalam membuat konten, karena media sudah semakin berkembang. ”Generasi senior tidak bisa memberikan timbal balik secara realtime,” Jelas Manajer Produksi Konten Narasi tersebut. Selain itu, kata dia, pembuatan konten harus berkualitas dengan menempatkan posisi jurnalis sebagai publik.

Menurut Amanda, dalam pembuatan konten jurnalistik ada tiga proses yang harus dilakukan. Proses itu dimulai dengan strategi yang keratif, proses kreatif, dan pola pikir kreatif. Dalam konten media sosial, harus ada target kelompok yang ingin dijangkau. Jurnalis harus melihat kelompok mana yang paling mungkin tertarik dengan konten yang akan dibuat.

Public Speaking merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konten. Azizah memberikan sejumlah tips mahir Public Speaking. Empat prinsip itu di antaranya: percaya diri, mengetahui lawan bicara dan topik yang dibicarakan, dan mengetahui isi pesan. Yang terpenting bagi dia, jurnalis harus banyak berlatih dan melakukan persiapan.

“Jurnalis harus siap dengan segala kondisi dan situasi apapun,” ujar Azizah.   

 

Elli Sasapira, Muhammad Yasir 

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Kekerasan di FDIK, Prihatin Saja Tak Cukup Previous post Kekerasan di FDIK, Prihatin Saja Tak Cukup
Merawat Eksistensi Bahasa Arab Next post Merawat Eksistensi Bahasa Arab